SIAGAINDONESIA.ID Forum Penyelamat Eksistensi Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Formasi Kagama) mendesak semua pihak untuk menghentikan polemik terkait dugaan ijazah palsu atau asli tapi palsu (aspal) yang diarahkan kepada mantan Presiden RI Joko Widodo. Mereka menilai isu tersebut tidak relevan dan berpotensi merusak suasana kebangsaan.
Koordinator Formasi Kagama, Defiyan Cori, menegaskan, keabsahan ijazah Jokowi seharusnya tidak lagi dipersoalkan karena telah diverifikasi dalam proses pencalonannya sebagai kepala daerah hingga Presiden Republik Indonesia.
“Permasalahan administrasi pendidikan seorang calon pemimpin seharusnya sudah selesai saat ia diusung oleh partai politik dan diverifikasi oleh KPU serta diawasi Bawaslu,” ujar Defiyan dalam keterangan tertulis, Jumat (18/4/2025).
Menurutnya, tuduhan semacam ini semestinya muncul sejak awal karier politik Jokowi. “Kalau memang ada keraguan soal ijazah, mengapa tidak dipersoalkan ketika beliau dicalonkan sebagai Wali Kota Surakarta pada 2005 atau Gubernur DKI Jakarta tahun 2012?” katanya.
Formasi Kagama juga meminta lembaga negara, seperti KPU, Bawaslu, dan pemerintah, untuk mengambil sikap tegas agar polemik ini segera diakhiri.
“Isu ini sudah tidak relevan. Kami mendesak agar negara menghentikan penyebaran tuduhan dugaan ijazah palsu terhadap Bapak Joko Widodo yang telah melalui seluruh proses formal secara sah,” ucap Defiyan.
Namun demikian, Defiyan menyebut, polemik ini harus dijadikan pembelajaran dalam proses seleksi calon pemimpin di masa mendatang, termasuk dalam hal transparansi dan keabsahan pendidikan. Ia juga menyinggung perlunya keadilan diterapkan secara merata dalam penegakan hukum, termasuk terhadap pejabat lain.
“Jika perlu, verifikasi ini harus dimulai dari lembaga kepresidenan, termasuk soal keabsahan pendidikan dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka agar tidak menjadi preseden buruk dalam sistem politik kita,” ujarnya.
Sebagai seorang ekonom, Defiyan Cori juga mengimbau agar Joko Widodo mengambil peran lebih besar sebagai tokoh bangsa setelah mengakhiri masa jabatannya.
“Pak Jokowi sebaiknya mengikuti jejak mantan-mantan presiden negara lain yang bergerak dalam perjuangan lingkungan hidup, pengentasan kemiskinan, atau menjadi konsultan pembangunan di negara-negara berkembang. Bukan malah sibuk mengurus isu-isu remeh temeh yang tidak substansial,” kata Defiyan.
Formasi Kagama berharap stabilitas politik tetap terjaga, terutama di tengah fokus pemerintah saat ini dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan mewujudkan visi-misi Asta Cita di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.@