Oleh: Khalid Zabidi
Saya, Sabtu 4 Februari pukul 13.00 memenuhi undangan dari RMOL untuk menjadi narasumber acara Republik Merdeka TV, acara semacam diskusi on air live streaming melalui kanal YouTube dan Media sosial lainnya, besutan Front Page Communication. Acara selesai sekitar pukul 15.30 karena dimulai agak mundur semula 13.00 menjadi 14.00 karena crew Kopi Timur bolak balik mengangkat sound system mempersiapkan acara live music malam minggu di lantai roof top lantai 3.
Setelah menyantap sepiring nasi goreng Aceh di seberang jalan, rencananya saya mau langsung pulang, namun Teguh Santosa ternyata tiba di Kopi Timur mengajak saya melalui pesan digital untuk saya ikut menikmati acara live music di petang hingga malam hari di Kopi Timur, tentu saya tidak membuang kesempatan itu, saya setia menunggu hingga petang hari sambil menghabiskan waktu pijat refleksi dari tangan, badan, kepala dan kaki.
Tak disangka tak dinyana pada petang pukul 18.30 datang seorang pria dengan pakaian causal kaos, celana, sepatu semua hitam dan dibalut jaket kulit berwarna hitam. Saya pun terkejut menyambut kedatangan seorang kawan, senior dan guru bagi banyak anak muda di lingkungan kami, seorang Firli Bahuri datang bersama anaknya pemuda berusia 14 tahun berperawakan tinggi besar untuk anak seumur dia untuk mampir minum kopi dan bernyanyi.
Firli langsung naik ke lantai 3, yang semula Teguh Santosa hendak mengajak duduk dulu di ruangan Sekretariat JMSI di lantai 2, namun Firli sambil terus melangkah berkata “Kita mau nyanyi-nyanyi bukan mau bicara-bicara,” ujar Firli ceria.
Terdengar band sudah memulai memainkan lagu-lagu ketika kita bersama menjejakkan kaki di roof top, tempat favorit di Kopi Timur, Pondok Kelapa. Band tidak berhenti karena berada di tengah lagu. Namun karena perintah Teguh dan Anhari Idham saya diminta menjadi MC dadakan, waduh. Kuambil mic dan mulai membuka acara dengan pembukaan yang santai, “Malam ini kita beruntung, kedatangan The One and Only, Firli Bahuri yang telah sudi mampir di acara live music di Kopi Timur, bersama ditengah-tengah kita,” Saya membuka acara di lantai roof top yang sudah penuh dengan anak-anak muda bersemangat dan ceria.
1, 3 hingga 7 lagu didendangkan, lirik rubaiyat Umar Khayyam dilantunkan, bergantian antara home band dan penonton yang penasaran tampil di depan panggung. Berselingan lagu dari Ambon, Jawa dan Sunda didendangkan, lagu-lagu Indonesia menjadi lagu favorit yang dinyanyikan dengan keceriaan dan penghayatan khas anak muda zaman now.
Akhirnya, ketika suasana makin seru dan ramai dan penonton yang bernyanyi pun semakin sedikit, saya memanggil Firli Bahuri untuk bisa bernyanyi bersama, Firli mendendangkan lagu Sunda berjudul Neng Geulis, mengenang semasa bertugas di Cibabat Bandung pada masa mudanya, hingga Rumah Kita dari GodBless, 5 lagu dilahap habis membuat suasana Kopi Timur malam itu begitu ceria dan tercurah rasa bahagia ditandai dengan kami yang hadir berdendang dan bergoyang bersama.
Di penghujung acara saya mengambil mic, sebelum Firli kembali ke tempat duduknya, saya menyampaikan pandangan penutup, sebuah dukungan kepada KPK dan Firli Bahuri atas kerja-kerjanya melakukan pencegahan dan penindakan untuk memberantas korupsi di Indonesia, saya secara khusus mengapresiasi kesuksesan operasi penangkapan Lukas Enembe, operasi yang rapi mengedepankan penegakan hukum pada saat yang bersamaan menghargai HAM dan menjaga suasana Papua tetap kondusif, pada kesempatan itu, saya tidak ragu dan membuang kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terbuka kepada Firli “Pak Firli, Desember 2023 masa dinas Pak Firli akan habis sebagai Ketua KPK, pertanyaannya, apakah Firli masih terus mau maju untuk terus melakukan pemberantasan korupsi atau memutuskan ikut terjun dalam kontestasi pilpres 2024?,” dalam persimpangan jalan itu, Firli berada, saya, kami hanya bertanya, apapun pilihan nya nanti, tentu kita ingin Firli tetap berkomitmen dan konsisten melakukan pencegahan, penindakan pemberantasan korupsi di Indonesia. Saya melanjutkan “Kami akan selalu mendukung 100% KPK dan Firli Bahuri melaksanakan tugas konstitusinya maupun menuntaskan panggilan sejarah dalam perjuangan melawan dan memberantas korupsi di Indonesia,” tutup saya menyudahi acara nyanyi malam minggu di Kopi Timur.
Firli mendengar semua pertanyaan saya itu hanya menatap saya sambil tersenyum, diam tak berkomentar, sebuah sikap yang menunjukkan sebersit kebanggaan sekaligus rasa terimakasih atas keceriaan, kebersamaan dan dukungan yang tulus bagi dirinya dari kami yang sudah menghibur di Kopi Timur.
Penulis adalah Aktivis 98, pendiri Independent Society, dan Pengurus Pusat Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).
Discussion about this post