Great Institute Serukan Pembebasan Greta Thunberg Cs yang Disandera Tentara Israel

Great Institute Serukan Pembebasan Greta Thunberg Cs yang Disandera Tentara Israel

Juni 10, 2025
Tiba di Surabaya, Pesepeda India Keliling Dunia Bawa Misi Penyelamatan Tanah

Tiba di Surabaya, Pesepeda India Keliling Dunia Bawa Misi Penyelamatan Tanah

Juni 10, 2025
Putin Sebut Akar Dari Perang Adalah Kudeta Berdarah 2014

Putin: Lelaki Dari Kota Tua dan Bayangan Kekaisaran

Juni 10, 2025
Great Institute Serukan Pembebasan Greta Thunberg Cs yang Disandera Tentara Israel
Berita

Great Institute Serukan Pembebasan Greta Thunberg Cs yang Disandera Tentara Israel

by redaksi
Juni 10, 2025
0
1.4k

SIAGAINDONESIA.ID Pemerintah Indonesia didorong mengambil inisiatif dan aktif dalam upaya membuka akses bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza dan membebaskan aktivis...

Read moreDetails
Tiba di Surabaya, Pesepeda India Keliling Dunia Bawa Misi Penyelamatan Tanah

Tiba di Surabaya, Pesepeda India Keliling Dunia Bawa Misi Penyelamatan Tanah

Juni 10, 2025
1.4k
Putin Sebut Akar Dari Perang Adalah Kudeta Berdarah 2014

Putin: Lelaki Dari Kota Tua dan Bayangan Kekaisaran

Juni 10, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Selasa, Juni 10, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Nusantara

Di Ujung Timur Surabaya Ada Aksara Jawa

by Swara
Mei 23, 2024
Reading Time: 3 mins read
A A
Di Ujung Timur Surabaya Ada Aksara Jawa

Surabaya Wani beraksara Jawa. Foto: nanang

491
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SIAGAINDONESIA.ID Di ujung Timur Surabaya, ada Aksara Jawa. Sebuah hasil upaya pengenalan kembali kompendium tradisional ke masyarakat modern. Secara nyata juga hasil dari keseriusan pemerintah kota Surabaya dalam penggunaan Aksara Jawa.

Surabaya bukanlah kota yang asing bagi Aksara Jawa. Secara historis Aksara Jawa sudah berabad abad lamanya di kota Surabaya. Keberadaannya jauh sebelum bangsa Eropa masuk ke Nusantara, termasuk Surabaya. Bahkan ketika bangsa Eropa sudah menjejakkan kakinya di Surabaya, Aksara Jawa masih digunakan.

Di ruang pelayanan di kelurahan Kenjeran Surabaya aksara Jawa telah bertengger. Foto: nanangSayang, popularitas memang berpihak ke Aksara Asing. Yaitu Latin. Lambat laun aksara Jawa tergeser oleh Latin. Akhirnya Aksara Latin menjadi budaya literasi baru. Bahasa Indonesia ditulis dalam aksara Latin. Bahkan bahasa Jawa sekalipun ditulis dalam Aksara Latin. Buku teks dari berbagai disiplin ilmu menggunakan Aksara Latin. Aksara Jawa terlupakan, tergeser, dan terpelanting dari Kompendium modern.

Jika dibandingkan dengan Aksara tetangga seperti Jepang, Thailand, China dan India, mereka masih bertahan dan bahkan masih menjadi tuan rumah dalam percaturan literasi dunia. Minimal di empat negara itu, Aksara lokal tetap digunakan dan menjadi kebanggaan.

Bagaimana dengan di Indonesia, wal khusus di Surabaya?

Kita mulai dan sedang menata untuk bertahan. Menata kata dan menata hati. Aksara Jawa tidak sekedar konstruksi harafiah, tapi konstruksi hati. Menata Aksara Jawa harus Berangkat Dari Hati (BDH), yang artinya berangkat dari kemauan. Bukan didorong dan dipaksakan.

Kelurahan Kenjeran dalam Aksara Jawa. Foto: nanang

Berangkat dari ilmu dan budaya Jepang, sebuah negara yang pernah luluh lantak karena bom Amerika pada tahun 1945. Tapi Aksara Japang: Hiragana, Katagana dan Kanji, yang sudah lebih dari seribu tahun tetap hidup dan dipakai. Bahasa Jepang yang disimbolkan oleh Hiragana, Katagana dan Kanji, sudah menjadi bahasa dan Aksara komunikasi.

“Dari dulu sudah biasa pakai bahasa dan aksara Jepang di Jepang”, kata Ishii Yutaka, warga Jepang yang tinggal di Surabaya.

Bahkan Bahasa dan Aksara Jepang tidak ada pengaruhnya dengan perang yang sempat meluluh lantakkan Jepang pada 1945.

“Jadi penggunaan aksara Jepang, Hiragana, Katakana, Kanji, di Jepang itu tidak ada hubungan dengan perang dunia kedua pak”, tambah Ishii yang juga belajar Aksara Jawa.

Warga Jepang terus konsisten di berbagai zaman dalam hal penggunaan Aksara dan bahasanya. Mereka bangga menggunakan bahasa dan aksaranya.

Bahasa dan Aksara Jawa sempat terpengaruh. Akibatnya Aksara Jawa menjadi mati suri. Di berbagai daerah, utamanya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih dipakai karena disana ada kiblat budaya yang masih hidup, Keraton.

Surabaya kehilangan kiblat. Tapi Aksara Jawa memang pernah hidup di Surabaya. Ketika di era modern ini Aksara Jawa dihidupkan kambali, seyogyanya masyarakat Surabaya bangga terhadap literasinya yang pernah menjadi bahasa dan Aksara komunikasi.

Masyarakat nya harus saling bahu membahu menggunakan bahasa dan Aksara komunikasinya demi melestarikan warisan leluhur. Apalagi warisan budaya ini dilindungi oleh undang-undang undang.

Siapa kenal, dia pasti tau apa yang kurang. Foto: nanang

Surabaya sedang mengembalikan Aksara Jawa dalam kompendium. Modern. Dalam prosesnya, memang belumlah mulus. Masih ada saja kekurangan. Apakah dalam kesalahan tulis atau kesalahannya lainnya. Belajar dari cara cara yang dilakukan Jepang, bangga terhadap aksaranya, maka dengan masih adanya kekurangan dalam penggunaan Aksara Jawa di Surabaya, maka hal itu bisalah dimaklumi. Niscaya, seiring dengan berjalannya waktu, koreksi natural dan kultural itu akan terjadi.

Kekurangan di sana sini dalam hal penulisan Aksara di berbagai tempat di Surabaya memang seyogyanya tidak terjadi. Kalau toh terjadi, itu semua adalah sebuah proses. Surabaya berani!

Karenanya dengan menggunakan pendekatan Kemata (terlihat mata), Kewaca (terbaca), Ketata (tertata, bisa menata dan menyusun Aksara menjadi kata) dan Kerasa (terasa, bisa memahami isi dan kontek dalam susunan kata dan kalimat), perlahan tapi pasti Aksara Jawa bisa kembali ke pangkuan Bumi Surabaya.

Di beberapa tempat, baik kelurahan dan kecamatan serta kantor pemerintah kota Surabaya lainnya memang masih ada kekurangan tulis. Nanti pada saatnya mereka akan menyadari apa yang harus dikoreksi. Warganya akan mengoreksi.

Selain di kantor kantor pemerintah kota Surabaya, khususnya yang berada di ujung timur Kota Surabaya, di lapak lapak penjual ikan asap di Bulak Kenjeran juga sudah tertulis Aksara Jawa.@nanang

Share196Tweet123
Previous Post

Metode Sistematis Penemuan Imam Malik Bin Anas

Next Post

Sejarawan Sebut Cita-cita Reformasi 1998 Dihapus di Era Jokowi

Berita Terkait

Great Institute Serukan Pembebasan Greta Thunberg Cs yang Disandera Tentara Israel

Great Institute Serukan Pembebasan Greta Thunberg Cs yang Disandera Tentara Israel

by redaksi
Juni 10, 2025
0
1.4k

...

Tiba di Surabaya, Pesepeda India Keliling Dunia Bawa Misi Penyelamatan Tanah

Tiba di Surabaya, Pesepeda India Keliling Dunia Bawa Misi Penyelamatan Tanah

by redaksi
Juni 10, 2025
0
1.4k

...

Putin Sebut Akar Dari Perang Adalah Kudeta Berdarah 2014

Putin: Lelaki Dari Kota Tua dan Bayangan Kekaisaran

by redaksi
Juni 10, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Sejarawan Sebut Cita-cita Reformasi 1998 Dihapus di Era Jokowi

Sejarawan Sebut Cita-cita Reformasi 1998 Dihapus di Era Jokowi

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.