Kejati Jatim Sikapi Polemik Tender RS Surabaya Timur, Kosgoro 1957: Kami Akan Gugat

Kejati Jatim Sikapi Polemik Tender RS Surabaya Timur, Kosgoro 1957: Kami Akan Gugat

Oktober 4, 2023
Sambut HUT TNI ke 78 di Intan Jaya, Satgas Yonif PR 330/ Tri Dharma Kostrad Gelar Doa Bersama

Sambut HUT TNI ke 78 di Intan Jaya, Satgas Yonif PR 330/ Tri Dharma Kostrad Gelar Doa Bersama

Oktober 4, 2023
Kodim 1702/JWY Laksanakan Komsos Beserta Seluruh Tokoh Masyarakat Wamena

Kodim 1702/JWY Laksanakan Komsos Beserta Seluruh Tokoh Masyarakat Wamena

Oktober 4, 2023

Youtube

Yusron Bertanya ke Prof Yusril: Apakah Perlu KPK Dibubarkan?

Yusron Bertanya ke Prof Yusril: Apakah Perlu KPK Dibubarkan?

1.5k VIEWS
September 4, 2023
    SILANG PENDAPAT HILIRISASI NIKEL || Untungkan China?

    SILANG PENDAPAT HILIRISASI NIKEL || Untungkan China?

    1.5k VIEWS
    September 3, 2023
      Kenapa Banyak Kepala Daerah yang “Kesasar” Salah Arah dan Tujuan⁉️

      Kenapa Banyak Kepala Daerah yang “Kesasar” Salah Arah dan Tujuan⁉️

      1.5k VIEWS
      November 19, 2022
        Kejati Jatim Sikapi Polemik Tender RS Surabaya Timur, Kosgoro 1957: Kami Akan Gugat
        Berita

        Kejati Jatim Sikapi Polemik Tender RS Surabaya Timur, Kosgoro 1957: Kami Akan Gugat

        by redaksi
        Oktober 4, 2023
        0
        1.4k

        SIAGAINDONESIA.ID Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur memberi respon terkait pelemik tender proyek Rumah Sakit Surabaya Timur dimana pemenang tender PT...

        Read more
        Sambut HUT TNI ke 78 di Intan Jaya, Satgas Yonif PR 330/ Tri Dharma Kostrad Gelar Doa Bersama

        Sambut HUT TNI ke 78 di Intan Jaya, Satgas Yonif PR 330/ Tri Dharma Kostrad Gelar Doa Bersama

        Oktober 4, 2023
        1.4k
        Kodim 1702/JWY Laksanakan Komsos Beserta Seluruh Tokoh Masyarakat Wamena

        Kodim 1702/JWY Laksanakan Komsos Beserta Seluruh Tokoh Masyarakat Wamena

        Oktober 4, 2023
        1.4k

        REKAYOREK

        Pilihan Redaksi Rek

        Tjokroaminoto, De Ongekroonde Van Java

        29 Jun 2023

        Festival Peneleh, Sebuah Langkah Pengembangan Wisata Berbasis Sejarah,…

        28 Jun 2023

        Memahami Hukum Adat Nuwo Tuho Masyarakat Lampung Pepadun

        3 Jul 2023

        Mencari Pengampunan, Slowanderer Gaet Fahem Lepas Single…

        28 Jun 2023
        Rabu, Oktober 4, 2023
        siagaindonesia.id
        • Home
        • Berita
        • Ekonomi
        • Hukum
        • Politik
        • Lainya
          • Kriminal
          • Dunia
          • Nusantara
          • Alutsista
          • Siaga Bencana
          • Opini
          • Podcast
        No Result
        View All Result
        siagaindonesia.id
        No Result
        View All Result
        Home Opini

        Di Mana-mana Pemimpin Membangun Rakyat, Di Sini Membangun Kekayaan Korupsi

        by redaksi
        Maret 13, 2023
        Reading Time: 3 mins read
        A A

        Asyari Usman. Foto: ist

        493
        SHARES
        1.4k
        VIEWS
        Share on FacebookShare on Twitter

        Oleh: Asyari Usman

        DUNIA masa depan akan hiruk-pikuk dengan kompetisi keunggulan bangsa dan negara. Tepatnya, keunggulan daya saing (competitiveness). Sangat jelas, persaingan akan semakin ketat.

        Ketahanan energi dan ketahanan pangan menjadi ukuran apakah sebuah negara bisa bertahan atau tidak, diperhitungkan atau tidak. Di atas itu semua, kekuatan militer menjadi faktor penting.

        Bagaimana dengan Indonesia? Akankah cukup kuat bertarung untuk membangun ketahanan energi, ketahanan pangan dan ketahanan militer? Apakah bangsa ini akan diperhitungkan di pentas internasional atau tidak?

        Semua ini sangat tergantung pada daya saing (competitiveness). Indikator atau faktornya banyak sekali. Termasuk dan terutama daya saing ekonomi, inovasi, teknologi digital, infrastruktur saintifik, infrastruktur teknologi, kesiapan adaptasi (readiness), pendidikan umum, talent (kemahiran), dlsb.

        Sekadar observasi, kelihatannya Indonesia masih jauh dari posisi mampu berkompetisi yang berbasis faktor-faktor di atas. Dan di sini hanya beberapa faktor saja yang disebutkan.

        Ada survei menarik yang dilakukan oleh Institute of Management Development (IMD) yang bermarkas di Lausanne, Swiss. IMD membuat peringkat daya saing 63 negara yang mereka survei, termasuk Indonesia, untuk 2022. Ada juga Singapura, Malaysia, Filipina, Amerika Serikat, Denmark, Inggris, Bostwana, Peru, Kazakhstan, dst.

        Ada tiga klaster peringkat daya saing yang ditetapkan oleh IMD. Yaitu, (1)Competitiveness Ranking (CR=Peringkat Daya Saing) dengan 20 faktor, (2)Digital Competitiveness Ranking (DCR=Peringkat Daya Saing Digital) dengan 9 faktor, dan (3)Talent Ranking (TR=Peringkat Bakat/Kepintaran) dengan 3 faktor.

        Untuk CR, Indonesia berada di urutan ke-44 dari 63. Untuk peringkat DCR di posisi 51, dan TR di urutan 51.

        Sulit dipercaya bahwa Kazakhstan lebih baik dari Indonesia. Untuk CR, Kazakhstan berada di peringkat 43, DCR 36, dan TR 39.

        Lebih spesifik lagi, peringkat pendidikan umum Kazakhstan berada di posisi 41 sedangkan Indonesia di posisi 58. Untuk pendidikan dan latihan (diklat) DCR, Kazakhstan berada di posisi 1, sedangkan Indonesia di posisi 62. Luar biasa jomplang. Mengapa Kazakhstan? Karena ada asumsi umum bahwa negara Asia Tengah ini terbelakang, tertindas, tidak pintar, dll.

        Yang juga cukup mengejutkan adalah TR Indonesia. Di klaster ini ada 3 fakror yaitu investasi dan pengembangan (investment & development), daya tarik (appeal), dan kesiapan (readiness) beradaptasi. Untuk investasi & pengembangan, Indonesia berada di posisi 53; daya tarik di posisi 37; kesiapan beradaptasi di posisi 52.

        Bandingkan dengan Kazakhstan yang masing-masing berada di posisi 30, 41, dan 44. Jangan badingkan dengan posisi Malaysia. Sangat jauh. Apalagi Singapura, terlalu jauh.

        Untuk perdagangan internasional (international trade), Malaysia berada di peringkat 23, Indonesia 51. Untuk infrastruktur teknologi, Malaysia di peringkat 20, Indonesia 49.

        Namun, kita masih bisa bangga karena rata-rata peringkat Indonesia untuk seluruh bidang berada di atas semua negara Afrika dan Amerika Latin yang disurvei IMD. Pokoknya, Indonesia berada di atas Bostwana, Afrika Selatan, Kolombia, Chile, Brazil, Peru, Meksiko, Argentina, Venezuela, dsb. Di Asia, Indonesia berada di atas Filipina.

        Nah, sekarang kita agak serius. Pantaskah Indonesia yang kaya-raya sumber alam itu berada dalam kondisi seperti ini? Dan mengapa Indonesia bisa berada di belakang Kazakhstan meskipun lebih baik dari Afrika dan Amerika Latin?

        Sangat tidak pantas Indonesia ini seperti sekarang. Memalukan, menyedihkan, dan menjijikkan. Malu kepada tetangga, sedih pada diri sendiri, dan jijik melihat kelakuan para pemimpin.

        Di mana-mana para pemimpin sibuk, tunggang-langgang, tak sempat istirahat memikirkan dan menyiapkan generasi masa depan yang tangguh. Para pemimpin di negara-negara lain mengerahkan semua sumberdaya untuk membangun rakyat, menguatkan daya saing bangsa dan negara.

        Setiap hari mereka memikirkan dan menyusun kebijakan, regulasi, dan implementasi yang bertujuan untuk terus memberdayakan rakyat agar tumbuh menjadi bangsa yang kuat ekonomi dan kuat pertahanan. Agar menjadi bangsa yang bermartabat dan diperhitungkan.

        Di Indonesia ini, setiap hari para penguasa, para pemimpin, sibuk menumpuk kekayaan dari pengurasan isi bumi, pengurasan emas, perak, tembaga, nikel, batubara, untuk disimpan duitnya di luar negeri agar anak-cucu mereka tetap kaya-raya dan bisa membeli rumah-rumah mewah di dalam dan luar negeri.

        Para pejabat Kementerian Keuangan sibuk memainkan pajak, bea dan cukai, penetapan anggaran. Pejabat Direktoral Jenderal Pajak (DJP), Rafael Alun Trisambodo, bisa menumpuk uang ratusan miliar rupiah; bisa menyimpan mata uang asing sebesar 37 miliar di “safe deposit box” sebuah bank. Kepala Bea-Cukai Makassar Andhi Pramono punya kakayaan belasan miliar. Kemudian Kepala Bea-Cukai Yogyakarta Eko Darmanto juga punya kekayaan belasan miliar.

        Beginilah kesibukan para pejabat dan pemimpin Indonesia. Mereka gunakan jabatan tinggi untuk menumpuk harta dengan cara mencuri, menggelapkan, merampok dsb.

        Di mana-mana para pemimpin sibuk membangun kekuatan ekonomi rakyat, kekuatan pendidikan, kekuatan teknologi, kekuatan pertahanan, dlsb. Tapi di sini, para pemimpin sibuk membangun kekayaan korupsi sebesar mungkin.@

        *) Jurnalis Senior Freedom News

        Terkait

        Share197Tweet123Share49

        REKAYOREK

        Pilihan Redaksi Rek

        Tjokroaminoto, De Ongekroonde Van Java

        29 Jun 2023

        Festival Peneleh, Sebuah Langkah Pengembangan Wisata Berbasis Sejarah,…

        28 Jun 2023

        Memahami Hukum Adat Nuwo Tuho Masyarakat Lampung Pepadun

        3 Jul 2023

        Mencari Pengampunan, Slowanderer Gaet Fahem Lepas Single…

        28 Jun 2023
        • Disclaimer
        • Indeks
        • Pedoman Media Siber
        • siagaindonesia.id

        Copyright © 2021 Siaga Indonesia

        No Result
        View All Result
        • Home
        • Berita
        • Ekonomi
        • Hukum
        • Politik
        • Lainya
          • Kriminal
          • Dunia
          • Nusantara
          • Alutsista
          • Siaga Bencana
          • Opini
          • Podcast

        Copyright © 2021 Siaga Indonesia

        Welcome Back!

        Login to your account below

        Forgotten Password?

        Retrieve your password

        Please enter your username or email address to reset your password.

        Log In

        Add New Playlist

        This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.