Kabarnya Kejagung Akan Panggil Direktur Utama KAI Logistik

Kabarnya Kejagung Akan Panggil Direktur Utama KAI Logistik

Juni 11, 2025
Prajurit Yonif 501/BY Kostrad Kembali Ke Satuan Dengan Kepala Tegak, Misi Sukses di Papua Berbuah Prestasi

Prajurit Yonif 501/BY Kostrad Kembali Ke Satuan Dengan Kepala Tegak, Misi Sukses di Papua Berbuah Prestasi

Juni 11, 2025
Tingkatkan Kebugaran Tubuh, Wadankormar Olahraga Bersama Prajurit dan PNS Mako Kormar

Tingkatkan Kebugaran Tubuh, Wadankormar Olahraga Bersama Prajurit dan PNS Mako Kormar

Juni 10, 2025
Kabarnya Kejagung Akan Panggil Direktur Utama KAI Logistik
Hukum

Kabarnya Kejagung Akan Panggil Direktur Utama KAI Logistik

by Swara
Juni 11, 2025
0
1.4k

SIAGAINDONESIA.ID Beredar kabar Kejaksaan Agung (Kejagung) akan memanggil Direktur Utama KAI Logistik Fredi Firmansyah dalam kasus dugaan penyimpangan pemanfaatan aset...

Read moreDetails
Prajurit Yonif 501/BY Kostrad Kembali Ke Satuan Dengan Kepala Tegak, Misi Sukses di Papua Berbuah Prestasi

Prajurit Yonif 501/BY Kostrad Kembali Ke Satuan Dengan Kepala Tegak, Misi Sukses di Papua Berbuah Prestasi

Juni 11, 2025
1.4k
Tingkatkan Kebugaran Tubuh, Wadankormar Olahraga Bersama Prajurit dan PNS Mako Kormar

Tingkatkan Kebugaran Tubuh, Wadankormar Olahraga Bersama Prajurit dan PNS Mako Kormar

Juni 10, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Rabu, Juni 11, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Nusantara

Dari Aksara Jawa Menjadi Diplomasi Budaya

by redaksi
Mei 7, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Dari Aksara Jawa Menjadi Diplomasi Budaya

Ita dan Terakawa memakai Yukata. Sedangkan Mei mengenakan Kimono. Serupa tapi tak sama. Foto: nanang

494
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SIAGAINDONESIA.ID Semakin terasa dampak dari kolaborasi budaya antara Surabaya dan Jepang melalui aksi “Menulis indah Aksara Jawa ala Tradisi Jepang”, yang digelar oleh komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni dan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya di Museum Pendidikan Surabaya pada Sabtu, 4 Mei 2024.

Semua bentuk respon itu menunjukkan sikap positif atas aksi kolaborasi kebudayaan, yang digagas oleh Puri Aksara Rajapatni yang bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya dalam rangka memaknai peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke 731.

Keberagaman busana dalam satu acara Sinau Aksara Jawa. Foto: nanang

Hal yang sama juga disampaikan oleh Seniman kaligrafi Jepang, Yoko Terakawa, yang berpartisipasi dalam kolaborasi Aksara itu. Pernyataan Yoko itu disampaikan kepada Wakil Konjen Jepang di Surabaya, Ishii Yutaka.

“Kemarin Ibu Terakawa bilang kalau ada kesempatan lagi seperti kemarin, dia sangat senang”, kata Ishii Yutaka menirukan pesan Terakawa.

Aksi kolaborasi budaya itu layak menyenangkan semua pihak. Karena pengalaman itu tidak hanya menulis, tapi ada pengalaman belajar kebudayaan. Mitra Jepang belajar Jawa. Dari pihak Jawa (Indonesia) belajar tentang Jepang. Budaya Jepang dan Surabaya, selain Aksara, adalah pakaian tradisional. Dari pihak Jepang menampilkan pakaian tradisional Kimono dan atau Yukata.

Ita Surojoyo memperhatikan yoko Terakawa cara menggoreskan kuas. Foto: nanang

Keduanya terlihat sama dari kacamata orang Jawa. Tapi sesungguhnya mereka berbeda.

Kimono lebih formal. Sedangkan Yukata informal. Yukata adalah kimono santai, yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.

Mewakili Puri Aksara Rajapatni, yang mengenakan pakaian tradisional Jepang adalah Ita Surojoyo. Sementara lainnya berpakaian ala Jawa. Sedangkan dari pihak Jepang, yang mengenakan pakaian tradisional Jepang, adalah Mei Ishii dan Yoko Terakawa.

“Kalau yang saya pakai kemarin (Sabtu, 4/5/24) adalah Kimono musim panas. Ini bisa dilihat dari motif dan bahan. Biasa lebih formal dibanding Yukata. Tetapi saya kemarin sengaja tidak pakai kaos kaki kimono agar mengimbangi Yukata, yang dikenakan mbak Ita dan Yoko Karagawa”, jelas Mei Ishii.

Mei Ishii melalui pakaian tradisional Jepang mencoba menjelaskan perbedaan antara Kimono dan Yukata.

“Yang Mbak Ita Surojoyo dan Ibu Terakawa san pakai itu Yukata. Umumnya dipakai untuk acara santai di musim panas dan acara acara informal”, tambah Mei, panggilan akrab istri wakil konjen Jepang di Surabaya ini.

Ita Surojoyo dalam pakaian tradisi Jepang, Yukata. Foto: nanang

Masih menurut Mei bahkan Kimono sendiri punya tingkatan. Ada tiga tingkatan Kimono mulai dari Kimono Informal, Formal dan sangat Formal.

“Yang saya ketemu Pak Nanang di acara Ulang Tahun Kaisar itu Kimono formal dan yang saya pakai kemarin di acara Shodo, bisa bilang Kimono informal”, jelas Mei.

Yukata umumnya lebih bermotif, cerah dan ceria karena mengikuti kondisi alam dan kultur.

“Pada musim panas di Jepang, orang suka melihat kembang api dan bersenang senang. Kondisi ini digambarkan lewat rasa dalam berpakaian. Pilihan bahan pun lebih ringan dan yang gampang menyerap keringat.

Kimono dan Kebaya

Keduanya, Kimono dan Kebaya, adalah sama sama pakaian tradisional. Pakaian tradisional khusus bagi perempuan Jawa adalah kebaya. Sebelum menggunakan kebaya, perempuan Jawa biasanya menggunakan semekan atau kemben yang berfungsi untuk menutup bagian dada.

Kimono dan Kebaya dalam kelas Sinau Aksara Jawa. Foto: nanang

Pada Kimono, pada bagian belakang ada motif. Kimono berwarna hitam, pada lengan kanan kiri dan punggung biasanya ada logo marga keluarga atau logo negara.

“Di bagian bawah motif lukisan atau motif full melingkar biasanya ada makna dan cerita, yang isinya pengharapan. Kalau motif burung bangau berarti harapan umur panjang dan kelanggengan. Jika motif bunga dua gold berarti kebahagiaan atau kesuksesan.

Hampir seperti jarik Jawa. Di Jawa ada makna pengharapan. Makanya ada motif Sidomukti, Sido luhur, Wahyu Tumurun dan lainnya”, jelas Mei, yang asli Klaten.

Semua ini wujud kolaborasi yang menghasilkan diplomasi kebudayaan yang akhirnya semakin membantu meningkatkan pemahaman karena perbedaan dan kemiripan. Ini, dari Aksara Jawa menjadi pereratan budaya.@nanang

Share198Tweet124
Previous Post

Irkostrad Pimpin Entry Meeting Audit Kinerja Itjen TNI Periode II TA 2024

Next Post

Danyonarmed 12/AY Kostrad Pimpin Upacara Bendera Hari Senin dan Pelepasan Anggota Pindah Satuan

Berita Terkait

Kabarnya Kejagung Akan Panggil Direktur Utama KAI Logistik

Kabarnya Kejagung Akan Panggil Direktur Utama KAI Logistik

by Swara
Juni 11, 2025
0
1.4k

...

Prajurit Yonif 501/BY Kostrad Kembali Ke Satuan Dengan Kepala Tegak, Misi Sukses di Papua Berbuah Prestasi

Prajurit Yonif 501/BY Kostrad Kembali Ke Satuan Dengan Kepala Tegak, Misi Sukses di Papua Berbuah Prestasi

by wiwin boncel
Juni 11, 2025
0
1.4k

...

Tingkatkan Kebugaran Tubuh, Wadankormar Olahraga Bersama Prajurit dan PNS Mako Kormar

Tingkatkan Kebugaran Tubuh, Wadankormar Olahraga Bersama Prajurit dan PNS Mako Kormar

by wiwin boncel
Juni 10, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Danyonarmed 12/AY Kostrad Pimpin Upacara Bendera Hari Senin dan Pelepasan Anggota Pindah Satuan

Danyonarmed 12/AY Kostrad Pimpin Upacara Bendera Hari Senin dan Pelepasan Anggota Pindah Satuan

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.