Oleh: KH Luthfi Bashori
SUATU saat saya bercakap-cakap dengan ayahanda, Alm. KH. Bashori Alwi terkait dalam pembelajaran Alquran, beliau mengatakan bahwa yang beliau terapkan itu diberi nama METODE JIBRIL.
Maksudnya adalah metode Talaqqi/Sama’i (guru membaca, murid menirukan) yaitu ayahanda sebagai seorang guru dan master pembelajaran Alquran, selalu menalqin satu persatu ayat Alquran kepada para muridnya dimulai dari surat Alfatihah, lantas Albaqarah hingga berakhir surat Annaas, dan tentunya membutuhkan waktu cukup lama untuk mengkhatamkan 30 juz.
Setelah mereka ditalqin seperti itu, barulah dipraktekkan dengan cara setiap murid diperintah untuk membaca bergantian dan bergiliran antar mereka, yang juga didengarkan secara langsung oleh ayahanda, dan ini bisa dikategorikan sebagai metode Alqira’ah ‘alas syaikh (murid membaca, guru menyimak).
Dalam sebuah riwayat dikatakan, seperti itulah dahulu Malaikat Jibril saat mengajarkan Alquran kepada Rasulullah SAW.
Kedua metode di atas juga seringkali dipraktekkan dalam dunia pembelajaran Ilmu Hadits Nabawi di kalangan para imam ahli sanad atau para perawi Hadits.
Saya pribadi sering mengatakan di majelis, khususnya kepada para murid yang bertugas khidmat membantu perjalanan Safari Dakwah saya ke berbagai tempat, dengan mengadopsi salah satu peristiwa dalam kehidupan Rasulullah SAW.
Di awal kali berdakwah di tengah masyarakat, yaitu setelah pulang dari Makkah tahun 1991, saya berkeliling Malang Raya dengan naik motor, kemudian semakin lama saya memilih naik mobil umum (angkot, bus, kapal & KA, ) jika diundang ceramah oleh masyarakat di luar kota Malang. Setelah itu berlanjut naik mobil pribadi dan akhirnya naik pesawat, terutama jika ke Jakarta atau ke luar pulau Jawa, apalagi ke Malaysia.
Sebenarnya beberapa kawan di Singapura, Thailand, Filipina, Brunai dan Hongkong juga ada yang ingin saya hadiri majelis mereka, tapi akhirnya saya membatasi diri agar tidak terlalu jauh, maka hanya ke negara Malaysia sajalah untuk Safari Dakwah di luar negeri yang saya lakukan, karena saya tidak ingin terlalu lama juga meninggalkan pesantren di rumah.
Subhanallah, kebanyakan kegiatan majelis yang saya hadiri itu dilaksanakan di masjid-masjid, hanya kadang-kadang saja di lapangan terbuka, gedung pertemuan, kampus, dsb.
Saya teringat ayat terkait peristiwa ISRA’ MI’RAJ, bahwa Rasulullah SAW itu di-isra’kan dari Masjid Al-Haram Makkah menuju Masjid Al-Aqsha Palestina, dengan naik Buraq. Menurut sebagian ulama, peritiwa Isra’ itu adalah perjalanan Ardliyah (di seputar lingkungan bumi). Sedangkan Mi’raj itu adalah perjalanan Samawiyah (naik menembus langit).
Dari peristiwa Isra’ inilah saya katakan, bahwa saya pun dalam bersafari dakwah ingin meneladani Isra’nya Rasululluh SAW, yaitu dengan naik kendaraan baik di darat, laut maupun udara, dan tujuannya dari satu masjid ke masjid yang lain.
Tentunya di jaman modern ini, berdakwah itu tidak harus di dalam masjid saja, namun perlu variasi lain, termasuk berdakwah di lingkungan sekolah, perkantoran, kebun, kafe, bahkan di jalanan serta lewat dunia maya.
Alhamdulillah semua wilayah dakwah itu sudah pernah saya lakukan. Walaupun mayoritas perjalanan saya berpindah-pindah minal masjid ilal masjid (dari masjid ke masjid).
Karena itulah, saya istilahkan bahwa Safari Dakwah yang sering saya jalani itu sebagai METODE ISRA’, yang mana terkadang membutuhkan waktu berdurasi hitungan jam, hingga hitungan hari, bahkan minggu dan maksimal yang pernah saya lakukan itu mengambil durasi waktu hingga tiga minggu.
Dalam Metode Isra’ ini, dimulai dengan penyampaian materi pengajian, terkadang ada tema yang ditentukan oleh panitia pengundang, atau meminta tema dari saya.
Kemudian dilanjut dengan dialog interaktif seputar tema yang saya sampaikan.
Biasanya para panitia Safari Dakwah itu terlebih dahulu berkomunikasi dengan para murid ahli khidmat antara lain Huda Muyas Hp. 081336867886.
Setelah itu, saya pun kembali ke basic semula, yaitu mengajar dan mendidik para santri di dalam pesantren dan kumpul bersama keluarga.@
*) Pengasuh Pesantren Ribath Almurtadla & Pesantren Ilmu Alquran (Singosari-Malang)
Discussion about this post