SIAGAINDONESIA.ID Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana berencana mendatangi ratusan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) di Indonesia dengan warga binaan lebih dari 260 ribu orang.
“Saya menganggap semua peserta Sharing Komunikasi dan Motivasi termasuk semua warga binaan di Lapas dan Rutan adalah saudara saya sendiri. Alhamdulillah, komunikasi dengan mereka cair, akrab, dan tidak ada jarak. Padahal mereka umumnya baru pertama kali ketemu,” kata Aqua via seluler kemarin.
Menurutnya dalam setiap sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada warga binaan Lapas dan Rutan selalu cair dan melalui pendekatan personal sehingga menyentuh hati mereka.
Pada Kamis, 8 Desember 2022 dirinya menyampaikan materi Sharing Komunikasi dan Motivasi bertema “Menuju Nusakambangan yang Modern, Berintegritas dalam Pengabdian” di hadapan para pegawai di Aula Ardha Candra Wismasari Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Pesertanya sekitar 200 orang. Mereka perwakilan dari 12 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bekerja di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia di Pulau Nusakambangan dan Kota Cilacap.
12 UPT itu menurutnya adalah Lapas high risk Kelas I Batu, Lapas high risk Kelas IIA Pasir Putih, Lapas maksimum Kelas IIA Besi, Lapas maksimum Kelas IIA Narkotika, Lapas medium Kelas IIA Kembang Kuning, Lapas medium Kelas IIA Perrmisan, Lapas minimum Terbuka Kelas IIB, Balai Pemasyarakatan, Rumah Barang Sitaan Negara Cilacap, Lapas Kelas IIB Cilacap, dan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cilacap.
Ini bukan kali pertama pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut berkunjung dan menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi di lingkungan Lapas. Pada beberapa sharing yang dilakukannya menjadikan Lapas sebagai salah satu atensinya.
Pria yang dikenal santun santun dan senang menolong orang tersebut tercatat pernah memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi antara lain di Lapas Kelas IIA Narkotika Jayapura, Lapas Kelas IIA Abepura, Lapas Kelas II A Wirogunan Yogyakarta, Lapas Kelas IIB Tabanan Bali, Lapas Kelas IIB Singaraja, Buleleng, Bali, Lapas Kelas IIB Banyuwangi. Selanjutnya, Lapas dan Rutan Padang, Sawahlunto, Pariaman, dan Bukittinggi, Lapas Perempuan Kelas IIB Padang, dan Lapas-Lapas lainnya.
Menurut mantan wartawan tersebut, Lapas di Nusakambangan sendiri dikenal sebagai lembaga pemasyarakatan yang menampung narapidana kelas berat, mulai dari terpidana kasus narkoba, hingga terpidana kasus terorisme yang menjalani hukuman mati. Tak heran jika sistem pengamanan di Lapas Nusakambangan sangat ketat.
Para petugas yang bekerja di sana menurutnya juga memiliki beban dan tanggung jawab yang sangat berat. Dalam kaitan inilah, dirinya merasa memiliki tanggung jawab untuk memotivasi para petugas untuk terus menjalankan peran dan tugasnya dengan optimal, penuh keikhlasan, dan tanggung jawab.
Kepergiannya ke pulau Nusakambangan selain silaturahim ke teman baiknya, I Putu Murdiana yang menjabat sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas I Batu Nusakambangan juga memberikan motivasi ke penghuni Lapas. I Putu Mardiana juga sebagai koordinator semua Unit Pelayanan Teknis UPT di pulau itu dan Kota Cilacap yang berada di bawah Kemenkumham itu. Pada pertemuan tersebut dirinya memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi pada jajarannya diikuti sekitar 200 peserta.
Hukuman Maksimal
Dalam pertemuan tersebut, Aqua mendapat banyak informasi dari Putu. Sangat menarik. Apalagi selama di Nusakambangan dirinya menyaksikan sendiri para sipir yang penuh keikhlasan bekerja di sana. Tidak kalah menarik adalah kehidupan warga binaannya.
Ada yang tidak boleh dikunjungi oleh siapa pun termasuk keluarganya karena mendapat hukuman maksimal.
Warga binaan kelas kakap tersebut setiap hari menghabiskan sebagian besar waktunya sendirian di ruang tahanan tertutup. Tidak ada jendela atau lubang angin apa pun. Juga tidak bisa berinteraksi dengan orang lain. Mereka tidak tahu hari dan waktu sebab di selnya tidak ada kalender dan jam
Saat menyimak cerita Putu tentang warga binaan yang terisolir tersebut, Aqua membayangkan betapa menderitanya mereka. Meski itu terjadi karena ulah mereka sendiri. Jadi sesuai amal perbuatannya.
Pada kesempatan itu dirinya singgah ke Pantai Permisan. Tempat yang biasa digunakan untuk pembaretan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang telah menyelesaikan pendidikan. Tempat itu rutin digunakan pasukan elite TNI AD tersebut. Sehingga sering juga disebut Pantai Kopassus.@K