SIAGAINDONESIA.ID – Berani memulai dan konsisten dalam merintis usaha menjadi kunci sukses Laily Azkiyah menjadi wirausahawan muda. Perempuan asal Sidoarjo yang merintis usaha dari nol itu sukses dengan dua usahanya, yakni toko Bylely.id dan Bijecakeshop.
Byleli.id merupakan usaha yang bergerak di bidang industri kreatif menjual beraneka ragam bucket, mulai dari bucket bunga hingga makanan ringan (snack). Sementara Bijecakeshop melayani custom cake dengan berbagai model sesuai permintaan pelanggan. Hebatnya, kedua usaha itu dikelola sendiri tanpa bantuan orang lain.
Usaha yang dijalani perempuan berusia 22 tahun itu tidak langsung sempurna. Dia merintis sejak SMA dengan modal 30 ribu hasil menyisihkan uang saku sekolah. Dia memulai usaha dengan menjual kue sejenis brownis cup. “Saya jual waktu itu 5 ribu kepada teman sekelas,” ujarnya.
Tak disangka, ternyata kue hasil buatan perempuan yang akrab dipanggil Leli itu mendapatkan respon sangat positif, mulai dari rasa hingga harga yang ditawarkan. Peminatnya pun mulai meningkat. “Pernah saya menerima pesanan sebanyak 100 cup,” ungkapnya senang.
Melihat usaha kecilnya mulai berkembang, Leli tak hanya diam mengikuti arus. Dia terus bergerak mencoba hal baru. Menjelajahi setiap teknik pembuatan kue tart untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Di samping itu, Leli juga aktif menangkap inspirasi dari sesama pebisnis kue sebagai pendorong semangat. “Saya terus mengembangkan diri, menghadapi setiap tantangan dan peluang yang datang,” bebernya.

Merambah Bisnis Bucket
Perjalanan Leli dalam mengembangkan bisnisnya tidak berhenti di situ. Berbekal hobi dan keterampilan pada kerajian tangan, dia memulai perjalanan baru dalam industri kreatif berupa usaha bucket.
Dia mengaku sejak dulu tertarik dengan kerajinan tangan. Bagi Leli, memulai usaha yang selaras dengan hobi adalah sesuatu yang menyenangkan. “Dari situlah saya mendapat keberanian untuk mengeksplorasi bisnis baru,” ujarnya.
Maraknya peminat bucket sebagai hadiah dan kebutuhan sejenisnya, membuka peluang emas bagi Leli untuk membuat beragam model bucket, mulai dari bucket bunga yang anggun hingga bucket makanan ringan yang kreatif dan unik.
“Saya terus berinovasi, menyesuaikan setiap kreasi dengan tren terbaru dan keinginan pelanggan,” ungkapnya.
Usaha bucket Leli terus berkembang. Pesanan dan pelanggan semakin membanjiri. Menyadari bahwa rumah sudah tidak lagi mampu menampung stok barang penjualan, dia pun memutuskan membuka toko sendiri berbasis online sekaligus menandai babak baru perjalanan usahanya.
Dukungan Orang Tua dan Suami
Di balik kisah suksesnya merintis usaha, wirausahawan muda itu juga pernah merasakan pahitnya tantangan dalam dunia bisnis. Itu dialami ketika suatu ketika tidak mendapatkan satu pun pesanan selama sebulan penuh karena penjualan bucket yang bersifat musiman dan tidak selalu ada pembeli, pun dengan usaha kuenya.
Namun, hal ini tidak memadamkan semangat Leli. Dengan kesabaran yang mendalam, dia menjadikan tantangan tersebut sebagai pendorong untuk terus mencari referensi produk baru sesuai tren guna memikat lebih banyak pelanggan.
Kekuatan pendorong utama di balik kesuksesan pemilik toko Bylely.id dan Bijecakeshop adalah dukungan tanpa batas dari kedua orang tuanya. Selain itu, sang suami menjadi pilar penyemangat yang tak tergantikan dengan mendukung usahanya sepenuh hati. “Mereka (orang tua dan suami) adalah cahaya yang tak pernah padam, selalu hadir di setiap langkah perjalanan saya merintis usaha,” ungkapnya berkaca-kaca.
Bagi Leli, sukses adalah kebahagiaan yang terwujud dari jerih payah dan kerja keras sendiri. Perjalanan panjang yang dilalui dalam merintis usaha menjadi alunan indah ketika sukses itu datang “Makna sukses bukan diukur dari banyaknya uang, melainkan dari kemampuan mencapai tujuan tanpa membebani orang tua,” tandasnya.
Leli berpesan kepada yang sedang memulai usaha agar jangan takut melangkah dan tetap konsisten meskipun banyak tantangan yang dihadapi. “Memulai dari nol pasti penuh pasang surut, tapi dengan keyakinan dan keteguhan, insyaallah kesuksesan akan dicapai,” pungkasnya. (*)
Penulis: Mediana Hartono (Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNESA)
@editor: Basyir Aidi
Discussion about this post