Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

Mei 14, 2025
Trump dan Jalan Pemulihan Keuangan Pemeritah AS, Nasib Indonesia Bagaimana?

Belajar dari Sejarah: Amerika Serikat Secara Natural Negara Proteksionisme, Bukan Negara Free-Trade

Mei 14, 2025
Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Mei 14, 2025
Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM
Opini

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

Oleh: Sugiyanto (SGY)-Emik PERNYATAAN Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan sebutan KDM, terus memicu kontroversi. Sebelumnya, KDM sempat...

Read moreDetails
Trump dan Jalan Pemulihan Keuangan Pemeritah AS, Nasib Indonesia Bagaimana?

Belajar dari Sejarah: Amerika Serikat Secara Natural Negara Proteksionisme, Bukan Negara Free-Trade

Mei 14, 2025
1.4k
Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Mei 14, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Rabu, Mei 14, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Opini

Bukan 5 Kader Itu Saja, Yahya Staquf Juga Pro-Israel

by redaksi
Juli 17, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Cendekiawan Atau Punakawan Herdog?

Lima Nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Foto: net

566
SHARES
1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Asyari Usman

KETUA Umum PBNU Yahya Cholil Staquf meminta maaf kepada masyarakat umum atas kunjungan lima kader muda NU ke Israel dan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog. Yahya mengakui pertemuan itu sangat tidak pantas.

Tapi, bagi masyarakat yang terluka oleh tindakan kelima kader tersebut, permintaan maaf tidak ada gunanya. Kelima kader calon pimpinan NU di masa depan itu telah menunjukkan watak asli mereka sebagai pendukung Israel.

Pimpinan NU mengatakan mereka tidak tahu ada kunjungan itu. Ini malah lebih parah. Ini berarti kelima orang itu punya jalur khusus (hotline) dengan penguasa zionis Israel.

Mengapa para kader NU itu berani merencanakan kunjungan dan pertemuan dengan Herzog? Tidak lain karena para pemimpin NU memang senang sekali menjalin hubungan dengan Israel.

Yahya Staquf sendiri dengan bangga menemui Netanyahu pada 2018. Yahya tampak ceria dan senang berjabat tangan dengan perdana menteri genosida. Hampir pasti sampai sekarang pun Yanya bangga dengan kehebatan Israel menindas rakyat Palestina.

Yahya minta maaf sekadar pura-pura saja. Karena dia sadar bahwa seluruh umat manusia yang punya hati dan perasaan pastilah mencela zionis Israel. Ketua PBNU itu minta maaf karena tahu bahwa orang-orang yang tak beragama sekalipun mencela pembantaian yang dilakukan Israel.

Sejatinya, Yahya Staquf itu pro-Israel. Dia diam saja melihat genosida yang dilakukan Netanyahu. Tapi karena terpojok akibat kunjungan kelima kader pengkhianat itu, Yahya pun berusaha mengurangi kemarahan rakyat.

Permintaan maaf itu tidak ada gunanya. Minta maaf hari ini saja. Besok-lusa menyusul kader-kader NU lainnya pergi menemui penguasa Israel.

Yahya sendiri adalah penggemar berat Israel. Lihat saja reaksi Yahya ketika banyak pihak yang mencela kunjungan dia ke Israel pada 2018 itu. Yahya dengan entengnya mengatakan bahwa kunjungan negara pembantai itu adalah lawatan pribadi.

Ringan sekali dia menyebut kunjungan pribadi. Dia seharusnya tahu bahwa kunjungan pribadi pun sudah sangat berarti bagi rezim zionis pembantai Palestina.

Sekali lagi, pro-Israel adalah sikap asli Yahya. Dia berkilah bahwa kunjungan ke Israel itu adalah dalam rangka mendorong perdamaian.

Kata Yahya, dia berusaha mengubah sikap Israel. Tapi, sampai sekarang tak juga berubah. Konyol sekali si Yahya ini. Masa tidak paham bahwa Israel berusaha mencari teman “swasta” (yaitu ormas dan LSM) sebanyak-banyaknya untuk mendukung pembantaian terhadap rakyat Palestina.

Dari tanda-tanda yang terlihat, Yahya ingin membawa NU untuk mendukung Israel. Karena pembantaian terhadap Palestina itu dikutuk seluruh dunia, Yahya pun malu-malu mendekat ke Israel.

Andaikata tidak ada pembantaian yang telah menewaskan 40,000 warga Ghaza itu tidak terjadi, mungkin pimpinan NU sudah membuka kantor perwakilan di Israel. Jadi, bukan lima kader itu saja yang pro-Israel, Yahya Staquf juga pendukung Zionis.@

*) Jurnalis Senior Freedom News

Share226Tweet142
Previous Post

Persiapkan Sambut IKN, Komisi A Sidak Depo Kontainer Tak Penuhi Persyaratan

Next Post

Tutup Museum Holocaust

Berita Terkait

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

Menyoroti Retorika Populis Gubernur Jabar KDM

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Trump dan Jalan Pemulihan Keuangan Pemeritah AS, Nasib Indonesia Bagaimana?

Belajar dari Sejarah: Amerika Serikat Secara Natural Negara Proteksionisme, Bukan Negara Free-Trade

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

Anak Bukan Tentara: Pentingnya Pendekatan Kebijakan Publik yang Inklusif, Bukan ke Barak

by redaksi
Mei 14, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Tutup Museum Holocaust

Tutup Museum Holocaust

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.