Letkol Inf Ribut Yodo Apriantono, S.M. Resmi Jabat Danyonif 330 /Tri Dharma Kostrad

Letkol Inf Ribut Yodo Apriantono, S.M. Resmi Jabat Danyonif 330 /Tri Dharma Kostrad

Mei 13, 2025
Program MBG Dirancang untuk Tingkatkan Gizi serta Perekonomian Warga

Program MBG Dirancang untuk Tingkatkan Gizi serta Perekonomian Warga

Mei 13, 2025
Mantan Direksi Bank Jatim: “Kredit di Atas 50 M Persetujuan Direksi”

Kredit Bermasalah Bank Jatim Diduga Lebih Dua Triliun

Mei 13, 2025
Letkol Inf Ribut Yodo Apriantono, S.M. Resmi Jabat Danyonif 330 /Tri Dharma Kostrad
Alutsista

Letkol Inf Ribut Yodo Apriantono, S.M. Resmi Jabat Danyonif 330 /Tri Dharma Kostrad

by wiwin boncel
Mei 13, 2025
0
1.4k

SIAGAINDONESIA.ID   Hari ini menjadi momentum penting dalam perjalanan Batalyon Infanteri 330/Tri Dharma, dengan diselenggarakannya Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon dari...

Read moreDetails
Program MBG Dirancang untuk Tingkatkan Gizi serta Perekonomian Warga

Program MBG Dirancang untuk Tingkatkan Gizi serta Perekonomian Warga

Mei 13, 2025
1.4k
Mantan Direksi Bank Jatim: “Kredit di Atas 50 M Persetujuan Direksi”

Kredit Bermasalah Bank Jatim Diduga Lebih Dua Triliun

Mei 13, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Rabu, Mei 14, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Nusantara

Bisakah Aksara Jawa Terpampang di Tempat Umum Seperti Aksara Hanjin China?

by redaksi
April 15, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Bisakah Aksara Jawa Terpampang di Tempat Umum Seperti Aksara Hanjin China?

Jalan Kembang Jepun penuh warna dan Aksara Hanjin (China). Foto: nanang

506
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SIAGAINDONESIA.ID Inilah sebuah suasana di tempat publik, dimana Aksara Hanjin (China) langsung berinteraksi di tengah kesibukan masyarakat.

Pemandangan ini bukan di Singapore ataupun di negeri Tirai Bambu. Tapi di kota Surabaya, tepatnya di jalan Kembang Jepun, yang dikenal sebagai Kampung Pecinannya Surabaya.

Ya, di sepanjang jalan ini signage beraksara China (Hanjin) ditulis dengan background warna warni dan berfont macam macam. Ramai dan meriah. Penggunaan Aksara Hanjin jauh lebih memberikan kesan sebagai Kampung Pecinan daripada kuliner, yang selama ini digelar. Malah Kampung Pecinan dengan mengetengahkan wisata kulinernya semakin meredup. Awalnya jumlah lapak pedagang banyak, kini kurang dari separuh.

Aksara China ditulis di atas Aksara Latin. Sebuah penghargaan atas leluhurnya. Tidak di China, tidak di Surabaya, penghargaan itu sama. Bagaimana dengan Aksara Jawa di rumah sendiri? Foto: nanang

Kemeriahan signage beraksara Hanjin ini juga tidak terlepas dari peran warga, yang menempati persil persil di jalan Kembang Jepun. Meski belum semua persil memasang, tetapi dari persil yang sudah memasang telah berhasil menyulap penampilan jalan Kembang Jepun sebagai wajah Pecinan Surabaya.

Warga, yang menempati persil untuk toko dan perkantoran, bukanlah warga asli etnis Tionghoa. Melainkan keturunan atau China Peranakan. Bahkan diantara mereka tidak bisa membaca Aksara China.

Seorang aktivis aksara Jawa dari komunitas Puri Aksara Rajapatni, pada Sabtu siang (13/4/2024) sengaja datang ke jalan Kembang Jepun dan bertanya pada warga China peranakan yang sedang berjalan di sana.

Surabaya berbudaya di kawasan Kota Lama. Aksara China sudah menarik mata. Kapan Aksara Jawa bisa dekat dengan masyarakatnya? Foto: nanang

Ketika ditanya bagaimana bacanya salah satu signage beraksara China di sebuah toko, warga, yang tidak mau menyebut namanya itu, mengatakan ia tidak bisa membaca. Begitu ditanya lagi, tulisan mana yang ia tau. Dijawabnya, ia tidak tahu semua.

Menurutnya, meski dia dan lainnya tidak bisa membaca, namun semangat mempertahankan jati diri dan budaya leluhur sangat kuat. Apalagi disadarinya bahwa etnis Tionghoa di Surabaya sudah lama.

Tidak salah. Warga etnis Tionghoa memang sudah menjadi bagian dari multikulturalisme di Surabaya. Bahkan mereka punya sebutan tersendiri untuk kota Surabaya. Yaitu Su Shui, yang artinya sebuah kawasan yang dikelilingi oleh empat air (sungai). Sebetulnya apa yang diketahui sebagai kawasan Pecinan Surabaya adalah suatu tempat yang dilingkari oleh empat Sungai.

Di barat ada Kalimas, di Selatan ada jalan Jagalan (dahulu sebuah kanal), di Timur ada Kali Pegirian dan di utara ada jalan Kalimati Wetan-Kalimati Kulon-Kalimalang, yang dulunya adalah sungai yang menghubungkan Kali Pegirian dan Kalimas.

Keberadaan Pemukim Tionghoa ini diawali dengan masuknya Bangsa Mongol (abad 13), lalu rombongan Cheng Ho (abad 15), yang selanjutnya gelombang kedatangan warga etnis Tionghoa pada abad ke 17 hingga 19 (Claudia Salmon). Gelombang kedatangan mereka ini selalu singgah di titik yang sama. Yaitu di Su Shui (Pecinan Surabaya).

Tertulis dalam ukuran besar. Foto: nanang

Kini tempat itu dikenal kawasan Jalan Karet, Kembang Jepun dan sekitarnya. Sementara warga etnis Tionghoa yang beraktivitas di kawasan itu adalah peranakan. Namun demikian Aksara Hanjin, yang menjadi bagian dari budaya, menjadi media untuk menunjukkan jati diri warga etnis dan peranakan Tionghoa.

Adalah kebanggaan Surabaya karena masih bisa mempertahankan keragaman budaya, meskipun etnis Tionghoa bukanlah etnis asli. Bangsa Tionghoa salah satu etnis asing di Surabaya.

Aksara Hanjin ditulis di atas aksara Latin. Foto: nanang

Apakah ada budaya asli setempat? Jelas ada. Yaitu Jawa. Salah satu budaya setempat adalah literasi Aksara Jawa. Aksara Jawa memang sudah digunakan oleh pemerintah kota Surabaya di kantor kantor pemerintah. Tapi lebih cenderung tertutup, di dalam ruangan kantor pemerintah. Tidak seperti Aksara Hanjin yang langsung berinteraksi dengan masyarakat.

Bisakah Aksara Jawa seperti Aksara China (Hanjin), seperti yang terpasang di jalan Kembang Jepun? @nanang

Share202Tweet127
Previous Post

Belajar Aksara Jawa Dengan Cara Digital, Mudah Sekali

Next Post

Law And Justice: Hakim MK Sedang Diuji

Berita Terkait

Letkol Inf Ribut Yodo Apriantono, S.M. Resmi Jabat Danyonif 330 /Tri Dharma Kostrad

Letkol Inf Ribut Yodo Apriantono, S.M. Resmi Jabat Danyonif 330 /Tri Dharma Kostrad

by wiwin boncel
Mei 13, 2025
0
1.4k

...

Program MBG Dirancang untuk Tingkatkan Gizi serta Perekonomian Warga

Program MBG Dirancang untuk Tingkatkan Gizi serta Perekonomian Warga

by Didik Moker
Mei 13, 2025
0
1.4k

...

Mantan Direksi Bank Jatim: “Kredit di Atas 50 M Persetujuan Direksi”

Kredit Bermasalah Bank Jatim Diduga Lebih Dua Triliun

by redaksi
Mei 13, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Jika Mahkamah Konstitusi Berkompromi: Reformasi Atau Revolusi?

Law And Justice: Hakim MK Sedang Diuji

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.