SIAGAINDONESIA.ID – Pada pengumuman seleksi mahasiswa baru jalur SNBP Unesa 2024, Aldhi Fairus Hartono menjadi salah satu mahasiswa termuda. Pemuda asal Sidoarjo ini berhasil lolos menjadi calon mahasiswa baru Prodi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Unesa tepat pada usia 5 tahun 10 bulan.
Dia menjadi peserta termuda dari 4.733 calon mahasiswa baru (camaba) yang diterima Universitas Negeri Surabaya pada jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.
Aldhi, demikian sapaan akrab pria kelahiran 5 Mei 2008 itu mengaku senang sekaligus tidak menyangka bisa lolos prodi impiannya S-1 Teknik Sipil, apalagi dengan usia paling muda. “Tentu, ini merupakan suatu pencapaian yang membanggakan. Terlebih, harus bersaing dengan 26.037 total pendaftar Unesa,” ungkapnya.
Putra dari pasangan Hepta Adi Nugroho dan Nining Selvi Indarti ini menceritakan alasannya memilih prodi Teknik Sipil, salah satunya ingin berkontribusi dalam pembangunan daerah agar pembangunan infrastruktur dan bangunan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik serta memiliki ketahanan, terutama di kawasan rawan bencana.
Selain itu, Aldhi juga memiliki cita-cita ingin menjadi anak bangsa yang berkarya atau terlibat dalam proyek strategis Indonesia seperti Mega Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan lain sebagainya. “Karena itu, saya semangat belajar dan ingin cepat-cepat kuliah,” ucapnya.
Alumnus SMA Negeri 3 Sidoarjo ini memiliki kiat lolos menjadi peserta termuda yang diupayakannya sejak duduk di bangku SMP Negeri 3 Sidoarjo. Aldhi memilih rajin belajar dan masuk sebagai siswa kelas akselerasi sehingga dia bisa menyelesaikan SMP selama 2 tahun.
Hal yang sama dia lakukan ketika menjadi siswa SMA Negeri 3 Sidoarjo. Aldhi kembali mengambil kelas akselerasi dan berhasil menamatkan sekolah lanjutan tingkat akhir tersebut dalam waktu 2 tahun.
Masuk kelas akselerasi membuat Aldhi harus memiliki semangat belajar dan strategi belajar yang lebih dari teman-teman kelasnya. Sebab, kalau tidak bisa mempertahankan nilai, bisa terlempar ke kelas reguler. Gaya belajar yang diterapkannya yaitu berkelanjutan dan ‘sersan’ alias serius tapi santai.
Selain itu, Aldhi memiliki prinsip sendiri dalam belajar. Pertama, disiplin. Dengan begitu, semangat belajarnya tetap terjaga. Dengan kata lain, belajar tidak berdasarkan mood yang kadang bagus kadang tidak, tetapi lebih pada motivasi yang dirawat dengan disiplin dan mimpi.
Kedua, memilih waktu belajar yang tepat sesuai kenyamanan dan daya fokus. Aldhi biasanya belajar 2 jam sebelum tidur. Ketika santai pun berusaha memanfaatkan waktu dengan mereview kembali mata pelajaran yang sudah dipelajari sebagai penguatan.
Ketiga, mengawali dan mengakhiri akhiri kegiatan belajar dengan berdoa. Hal itu sesuai dengan pesan orang tua Aldhi agar setiap belajar atau aktivitas harus diwarnai dengan doa. Usaha ini bisa disebut jalur langit yang dipadukan dengan jalur bumi (ikhtiar dan doa).
Selama di sekolah menengah, Aldhi paling suka dengan mata pelajaran Fisika. Kendati banyak rumus dan simbol tersendiri, tetapi baginya itu justru yang membuat belajar Fisika semakin menantang dan seru. Ditambah, belajar Fisika tidak lepas dari aktivitas kesehariannya.
Atmosfer belajar di kelas, kata Aldhi, tidak lepas dari dukungan guru-gurunya yang sabar dalam mengajar. “Guru-guru saya enak ngajarnya, mudah dipahami. Apalagi kan, sebelum masuk SMP atau SMA itu kita ditawarkan mau masuk kelas akselerasi atau nggak, dan itu ada seleksinya lewat tes psikotes,” bebernya.
Aldhi berharap, peluang masuk Unesa ini bisa menjadi kesempatan yang bagus untuk terus belajar, meningkatkan kemampuan diri, menambah pengalaman dan pertemanan, membangun kompetensi sehingga cita-citanya terwujud.
“Kebetulan, kakak saya juga kuliah di S-1 Akuntansi, FEB Unesa. Jadi bisa semangat dan saling memotivasi. Saya juga termotivasi dari kakak, karena melihat keseruan kakak selama berkuliah. Apalagi nanti bisa bareng juga saat berangkat ke kampus menghemat ongkos” kelakarnya. @AZ/SIR