SIAGAINDONESIA.ID Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu, menilai kebijakan melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi masyarakat yang ingin membeli minyak goreng murah, tidak adil.
Jika memang kebijakan ini diterapkan, maka seharusnya berlaku bagi semua kebutuhan yang mendapat subsidi pemerintah.
“Bapak Presiden yang terhormat, pengendalian barang bersubsidi adalah kebijakan betul, tapi harus adil,” tegas
Said Didu dalam dari akun Twitter pribadinya, Rabu (25/5/2022).
Didu mempertanyakan alasan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan yang mensyaratkan KTP bagi pembeli minyak goreng curah 1-2 liter setiap harinya.
Menurut Didu, kebijakan tersebut tidak adil lantaran kebutuhan lain yang disubsidi pemerintah, seperti LPG 3 Kg hingga bahan bakar minyak (BBM) biosolar, masyarakat tidak perlu melampirkan KTP saat membeli.
“Kenapa pembelian minyak goreng harus pake KTP sementara beli biosolar dan gas 3 Kg tidak pake aturan tersebut? Padahal subsidi untuk kedua komoditas tersebut jauh lebih tinggi dari subsidi minyak goreng,” ciutnya.
Bpk Presiden yth, pengendalian barang bersubsidi adalah kebijakan betul tapi hrs adil.
Kenapa pembelia minyak goreng harus pake KTP sementara beli biosolar dan gas 3 Kg tdk pake aturan tsb ?
Pdhl subsidi utk kedua komoditas tsb jauh lebih tinggi dari subsidi minyak goreng.— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) May 24, 2022
Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mencabut Permendag 22/2022 Tentang Larangan Sementara Ekspor Crude Palm Oil, Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil, Refined, Bleached and Deodorized palm olein dan Used Cooking Oil.
Sebagai gantinya, Permendag baru akan dikeluarkan dengan aturan-aturan terkait tapi tidak terbatas pada eksportir terdaftar, ketentuan Domestic Market Obligation (DMO) dan turunannya, serta mekanisme pengawasan yang melibatkan aparat penegak hukum.
Salah satunya dengan menggunakan teknologi aplikasi digital dan tersinkronisasi secara nasional.
“Setiap orang dapat membeli minyak goreng curah 1-2 liter per hari dengan menunjukkan KTP. Saat ini sudah tersedia lebih dari 2.000 titik dan dalam waktu dekat, terjangkau 10.000 titik,” kata Mendag Lutfi.@