Laksanakan Perintah Prabowo, Arenas 08 Bergerak Bantu Rakyat

Laksanakan Perintah Prabowo, Arenas 08 Bergerak Bantu Rakyat

September 22, 2023
Silaturahmi ke Ponpes Roudhotul Muta’allimin Surabaya, Ganjar Dikenal Figur Merakyat dan Ulet

Ganjar: Ulama Harus Dilibatkan dalam Keputusan Penting Negara

September 22, 2023
APH Diminta Tindaklanjuti Pengumuman Tender Proyek Rumah Sakit Surabaya Timur

Pemkot dan DPRD Surabaya Dianggap Buta, Bisu dan Tuli Politik Menyingkapi Masalah Tender RSUD Gunung Anyar

September 22, 2023

Youtube

Yusron Bertanya ke Prof Yusril: Apakah Perlu KPK Dibubarkan?

Yusron Bertanya ke Prof Yusril: Apakah Perlu KPK Dibubarkan?

1.5k VIEWS
September 4, 2023
    SILANG PENDAPAT HILIRISASI NIKEL || Untungkan China?

    SILANG PENDAPAT HILIRISASI NIKEL || Untungkan China?

    1.5k VIEWS
    September 3, 2023
      Kenapa Banyak Kepala Daerah yang “Kesasar” Salah Arah dan Tujuan⁉️

      Kenapa Banyak Kepala Daerah yang “Kesasar” Salah Arah dan Tujuan⁉️

      1.5k VIEWS
      November 19, 2022
        Laksanakan Perintah Prabowo, Arenas 08 Bergerak Bantu Rakyat
        Nusantara

        Laksanakan Perintah Prabowo, Arenas 08 Bergerak Bantu Rakyat

        by redaksi
        September 22, 2023
        0
        1.4k

        SIAGAINDONESIA.ID Animo masyarakat atas pencalonan Prabowo Subianto Djojohadikusumo di Pilpres 2024 terus membesar. Terkini, gabungan 17 organisasi massa multisektor membentuk...

        Read more
        Silaturahmi ke Ponpes Roudhotul Muta’allimin Surabaya, Ganjar Dikenal Figur Merakyat dan Ulet

        Ganjar: Ulama Harus Dilibatkan dalam Keputusan Penting Negara

        September 22, 2023
        1.4k
        APH Diminta Tindaklanjuti Pengumuman Tender Proyek Rumah Sakit Surabaya Timur

        Pemkot dan DPRD Surabaya Dianggap Buta, Bisu dan Tuli Politik Menyingkapi Masalah Tender RSUD Gunung Anyar

        September 22, 2023
        1.4k

        REKAYOREK

        Pilihan Redaksi Rek

        Tjokroaminoto, De Ongekroonde Van Java

        29 Jun 2023

        Festival Peneleh, Sebuah Langkah Pengembangan Wisata Berbasis Sejarah,…

        28 Jun 2023

        Memahami Hukum Adat Nuwo Tuho Masyarakat Lampung Pepadun

        3 Jul 2023

        Mencari Pengampunan, Slowanderer Gaet Fahem Lepas Single…

        28 Jun 2023
        Jumat, September 22, 2023
        siagaindonesia.id
        • Home
        • Berita
        • Ekonomi
        • Hukum
        • Politik
        • Lainya
          • Kriminal
          • Dunia
          • Nusantara
          • Alutsista
          • Siaga Bencana
          • Opini
          • Podcast
        No Result
        View All Result
        siagaindonesia.id
        No Result
        View All Result
        Home Nusantara

        Begandring Soerabaia Menelisik Keberadaan Prasasti Canggu, Peninggalan Raja Hayam Wuruk

        by redaksi
        April 27, 2023
        Reading Time: 4 mins read
        A A
        Begandring Soerabaia Menelisik Keberadaan Prasasti Canggu, Peninggalan Raja Hayam Wuruk

        Fifia Wardhani, epigrafer museum, sedang membaca pertulisan pada prasasti Canggu bersama Dian dan petugas museum lainnya. Foto: Museum Nasional

        513
        SHARES
        1.5k
        VIEWS
        Share on FacebookShare on Twitter

        SIAGAINDONESIA.ID Satu satunya sumber sejarah tertua, yang dengan jelas dan otentik menyebut nama Surabaya (Curabhaya) adalah prasasti Canggu atau Trowulan I, yang dikeluarkan oleh Raja Hayam Wuruk pada 7 Juli 1358 M.

        Prasasti ini menyebut nama nama desa di tepian sungai (naditira pradeca) Brantas hingga Kali Surabaya dan Bengawan Solo. Nama nama desa, yang sekarang masuk wilayah administratif kota Surabaya, adalah Pagesangan (Gsang), Bungkul (Bkul) dan Surabaya (Curabhaya).

        Pada tahun 1358, ketika sang Raja anjang sana ke desa desa di sepanjang aliran sungai Brantas dan Bengawan Solo, selanjutnya ia mencatat nama nama desa, khususnya mereka yang berjasa dalam penyediaan penyeberangan sungai.

        Ketika pada 1358 M nama nama itu dicatat oleh Raja pada lempeng tembaga, bisa diduga bahwa desa desa itu telah ada sebelum 1358 M. Tidak salah jika dikaitkan dengan hipotesa Von Faber dalam buku “Er Werd Een Stad Geboren” (1953) yang menyebut bahwa Surabaya sudah ada sejak 1275. Letaknya di Delta Sungai antara Kalimas dan Pegirian. Sekarang dikenal kawasan Peneleh dan Pengampon.

        Sekarang bukti sejarah penting bagi Surabaya ini tidak sekedar naratif, tapi nyata dan otentik keberadaannya.

        Perwakilan Perkumpulan Begandring Soerabaia, Dian Nur Aini, Rabu siang (26/4/2023) membuktikan dan melihat dengan mata kepala serta memegang dengan tangannya bahwa prasasti Canggu itu ada di Museum Nasional Jakarta.

        Kedatangan Dian ke Museum Nasional Jakarta adalah bagian dan kelanjutan dari rangkaian penelusuran keberadaan prasasti oleh Perkumpulan Begandring Soerabaia. Penelusuran secara fisik mulai dilakukan dengan mendatangi Museum Nasional pada 23 November 2022.

        Untuk memudahkan dalam pencarian keberadaan artefak, maka pihak Begandring diminta untuk membuat surat permohonan kepada kepala museum agar dengan berbekal surat itu, pihak museum bisa mencari keberadaan artefak di antara ribuan koleksi lainnya di storage museum.

        Dian Nur Aini, utusan Begandring Soerabaia di Museum Nasional Jakarta ketika membuktikan keberadaan artefak di Museum. Foto: Museum Nasional jakarta

        Pada 28 Maret 2023, Pihak Begandring mendapat kabar dari petugas museum, Fifia Wardhani, bahwa artefak prasasti Canggu telah ditemukan di storage. Kabar dari Musnas itu dipertegas dengan foto terbaru yang dibuat pihak museum.

        Tidak cukup dengan foto kiriman Museum Nasional, Begandring Soerabaia, kemudian melayangkan surat lanjutan yang memohon untuk bisa melihat dan memfoto benda bersejarah itu. Mengingat pentingnya benda tersebut, Begandring Soerabaia membuat tembusan kepada Hilmar Farid, Direktur Jendral Kebudayaan, Kemendikbud Ristek Republik Indonesia.

        Pihak Direktorat Jendral Kebudayaan dan pihak Museum Nasional sangat menyambut permohonan Begandring, hingga janjian untuk bertemu pada Rabu, 26 April 2023 berjalan dengan lancar. Pertemuan itu adalah untuk melihat dan memfoto artefak prasasti Canggu. Bahkan sebelum kedatangan Dian Nur Aini, utusan Begandring, benda yang sedang dicari telah disiapkan oleh petugas museum di ruang Humas Museum Nasional di gedung museum lantai 7.

        Kedatangan Dian disambut oleh Fifia Wardhani (epigrafer), staf Humas Musnas dan penanggung jawab koleksi. Ketika itu prasasti Canggu, yang dibuat Raja Hayam Wuruk, itu telah disiapkan di ruang Humas.

        “Saat saya datang di ruang Humas, Prasasti telah disiapkan dengan kondisi terbungkus rapi dan kedatangan saya sudah ditunggu oleh Mbak Fifia sebagai Epigraf dan satu staf penanggung jawab Koleksi”, terang Dian.

        Dian juga sempat bertanya mengapa artefak prasasti Canggu ini tidak dipajang pada ruang pamer. Dijelaskan oleh penanggung jawab koleksi bahwa selama ini prasasti Canggu disimpan dengan aman di storage.

        “Tidak dipajang karena menyesuaikan tema museum. Bila tema museum tentang Majapahit dan huruf Jawa Kuna, maka prasasti tersebut akan dipajang”, jelas penanggung jawab koleksi kepada Dian.

        Mereka menambahkan bahwa Prasasti tersebut merupakan sebuah benda berharga yang dilindungi. Jadi tidak sembarang orang bisa melihat dan apalagi memegang. Kalau toh harus memegang untuk kepentingan khusus seperti yang dilakukan Begandring, mereka harus memakai sarung tangan untuk menghindari zat asam pada benda.

        “Ini bisa riskan bila sering dipegang”, tambah petugas.

        Duplikasi

        Karena mengandung makna penting untuk tujuan tujuan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, Begandring Soerabaia bermaksud untuk memfollow up setelah prasasti diketahui keberadaannya. Follow up itu adalah mereplikasi prasasti.

        Hasil pelacakan Prasasti Canggu yang luar biasa.

        Tujuannya adalah agar warga Surabaya akan mengetahui sumber sejarah dan sejarah kotanya. Dengan mengetahui prasasti itu, maka warga Surabaya dapat mengerti riwayat kotanya. Jika Surabaya sudah menjadi kota sebesar sekarang (335 km2), ternyata bermula dari sebuah desa kecil di tepian sungai.

        Sekarang, dengan diketahuinya keberadaan artefak Prasasti Canggu, maka ke depan warga Surabaya tidak harus pergi ke Jakarta untuk melihat bentuk dan wujud prasasti jika dibuat duplikatnya dan ditempatkan di museum Surabaya.

        Apalagi prasasti Canggu di museum Nasional tidak akan dipamerkan jika tidak ada tema tema terkait dengan prasasti. Misalnya tema Majapahit atau tema aksara Jawa Kuna.

        Karenanya pemerintah kota Surabaya perlu membuat duplikasi artefak yang nyata nyata dan jelas kaitan sejarahnya dengan Surabaya. Jika Kota Surabaya sudah pernah menduplikasi prasasti Kamalagyan (1037 M), maka prasasti Canggu (1358 M) perlu diduplikasi.

        “Kita akan bersurat ke pemerintah kota Surabaya agar membuat duplikasi prasasti Canggu untuk menjadi koleksi museum kota Surabaya”, ujar Nanang Purwono, Ketua Begandring Soerabaia.

        Mengetahui keberadaan prasasti Canggu atau nantinya bisa menduplikasikan adalah bagian dari upaya pemajuan kebudayaan. Satu dari 10 obyek pemajuan kebudayaan sebagaimana tersebut dalam UU no 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan adalah manuskrip dan prasasti adalah bagian dari manuskrip.

        Nanang menambahkan bahwa pemerintah kota Surabaya sedang menata ulang Museum Surabaya. Disana timeline sejarah kota Surabaya dipersembahkan. Jika pemerintah kota Surabaya membuat dan menjadikan duplikat prasasti menjadi bagian dari etalase museum Surabaya yang baru, ini adalah saat yang tepat.

        Foto bersama dengan tim museum nasional

        Sementara itu, Begandring sendiri secara inisiatif akan menduplikasikan bukti sejarah penting bagi Surabaya.

        “Jika pemerintah kota Surabaya belum greget untuk membuat duplikasi, maka kami akan membuat dan akan berkoordinasi dengan Museum Nasional”, tegas Nanang.

        Menurut pihak Museum Nasional, duplikasi diperbolehkan dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah biaya dibebankan oleh peminta duplikat. Boleh duplikasi dengan mengirim surat permohonan kepada museum nasional karena duplikasi akan diberi nomor daftar duplikat untuk mengetahui duplikat diminta oleh siapa dan dari mana.

        “Tidak boleh sembarangan menduplikasi. Harus ada ijin Museum Nasional”, pungkas Fifia Wardhani.@Tim

        Terkait

        Share205Tweet128Share51

        REKAYOREK

        Pilihan Redaksi Rek

        Tjokroaminoto, De Ongekroonde Van Java

        29 Jun 2023

        Festival Peneleh, Sebuah Langkah Pengembangan Wisata Berbasis Sejarah,…

        28 Jun 2023

        Memahami Hukum Adat Nuwo Tuho Masyarakat Lampung Pepadun

        3 Jul 2023

        Mencari Pengampunan, Slowanderer Gaet Fahem Lepas Single…

        28 Jun 2023
        • Disclaimer
        • Indeks
        • Pedoman Media Siber
        • Redaksi

        Copyright © 2021 Siaga Indonesia

        No Result
        View All Result
        • Home
        • Berita
        • Ekonomi
        • Hukum
        • Politik
        • Lainya
          • Kriminal
          • Dunia
          • Nusantara
          • Alutsista
          • Siaga Bencana
          • Opini
          • Podcast

        Copyright © 2021 Siaga Indonesia

        Welcome Back!

        Login to your account below

        Forgotten Password?

        Retrieve your password

        Please enter your username or email address to reset your password.

        Log In

        Add New Playlist

        This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.