SIAGAINDONESIA.ID Museum Nahdlatul Ulama tengah direncanakan akan membangun sebuah zona khusus untuk jurnalis. Zona ini diharapkan dapat menjadi pusat informasi dan sejarah bagi para wartawan, khususnya mereka yang berada di bawah bendera Nahdlatul Ulama (NU).
Wakil Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Isfandiari Mahbub Djunaidi, menyatakan bahwa zona jurnalis ini merupakan salah satu upaya untuk mempopulerkan berbagai kegiatan NU dan memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat.
“Jurnalis memiliki peran penting dalam mendokumentasikan dan menyebarluaskan kegiatan NU. Kehadiran zona jurnalis ini akan menjadi pintu informasi yang besar,” ujar Isfandiari kepada wartawan, saat ditemui di Museum NU, Rabu (3/7/2024)
Isfandiari juga menambahkan zona jurnalis tersebut akan menghormati karya-karya para jurnalis NU, termasuk karya dari ayahnya, Mahbub Djunaidi. Mahbub Djunaidi dikenal sebagai pemimpin redaksi wartawan Asia Pasifik pada zaman Ganefo, Ketua PWI pertama, dan deklarator PMII.
“Karya-karya Pak Mahbub dan jurnalis NU sangat banyak dan penting untuk dihargai,” tambahnya.
Sementara itu, Mokhamad Kayis, pengurus Museum NU, menegaskan pembangunan zona jurnalis ini diharapkan dapat menarik minat para wartawan masa kini dan menjadi sumber informasi yang kredibel tentang sejarah dan kontribusi NU di Indonesia.
Salah satunya, kata Kayis, Jurnalis yang memiliki background Nahdliyyin dan menjadi panutan, ialah Mahbub Djunaidi. Bahkan, Mahbub merupakan salah satu figur penting bagi NU.
“Nama Mahbub Djunaidi sangat lekat dengan NU dan kontribusinya tidak bisa dipisahkan. Selain sebagai penulis ulung, beliau juga merupakan Ketua PWI pertama dan deklarator PMII,” jelas Kayis.
Kayis juga menyoroti pentingnya pemberdayaan Museum NU. Menurutnya, museum ini tidak hanya penting bagi warga NU, tetapi juga untuk kebangsaan.
Mantan aktivis NU ini menegaskan bahwa NU hanya memiliki satu Museum di Indonesia saat ini. Oleh karena itu, ia berharap konsentrasi dan perhatian penuh diperlukan dari PBNU untuk mengembangkan museum ini.
“Dengan satu abad media NU yang nanti akan terpusat di sini, diharapkan museum ini dapat memberikan kontribusi besar kepada generasi mendatang,” pungkas Kayis.