SIAGAINDONESIA.ID Kenaikan harga BBM oleh pemerintah sangat membebani rakyat. Sementara di negara maju, pemerintahnya justru memangkas pajak BBM untuk meringankan beban masyarakat.
“Negara maju, liberal dan kapitalis, masih memikirkan rakyatnya, dengan memangkas pajak BBM untuk meringankan beban masyarakat atas kenaikan harga minyak mentah: subsidi BBM ini diberikan kepada semua orang, termasuk orang kaya,” kata Ekonom Senior dari Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (8/9/2022).
Negara maju, liberal dan kapitalis, masih memikirkan rakyatnya, dengan memangkas pajak BBM untuk meringankan beban masyarakat atas kenaikan harga minyak mentah: subsidi BBM ini diberikan kepada semua orang, termasuk orang kaya.https://t.co/mvaUnhg6bhhttps://t.co/BjXCqRajIw pic.twitter.com/bfv9Fk6PvZ
— Anthony Budiawan (@AnthonyBudiawan) September 8, 2022
Anthony mengatakan, Indonesia menaikkan harga BBM bersubsidi pertalite dan solar. Maka, penerimaan pajak ikut naik.
“Kalau pemerintah mempunyai rasa empati kepada rakyat, untuk sementara ini harga BBM seharusnya tidak dikenakan pajak (PBBKB dan PPN). Harga pertalite sebesar Rp10.000 per liter, kalau tanpa pajak menjadi Rp8.620 per liter,” tuturnya.
Kalau pemerintah mempunyai rasa empati kepada rakyat, untuk sementara ini harga BBM seharusnya tidak dikenakan pajak (PBBKB dan PPN). Harga pertalite sebesar Rp10.000 per liter, kalau tanpa pajak menjadi Rp8.620 per liter. https://t.co/ariVkNdxuK
— Anthony Budiawan (@AnthonyBudiawan) September 8, 2022
Kalau Pertamina sebagai perusahaan milik negara dan milik rakyat, lanjut Anthony, berempati dengan rakyat, untuk sementara waktu Pertamina bisa menghapus keuntungan BBM bersubsidi.
“Ya kalau keuntungan pertalite Rp1.000 per liter, maka harga pertalite bisa menjadi Rp7.650 Lagi. Semoga masih ada rasa Empati!” Serunya.@