CBA Desak KPK Buru Dugaan Korupsi Rp2,59 Triliun BOP di Kemenag

Skandal Konsesi Jalan Tol, Pemerintah Diminta Segera Ambil Alih Tol Cawang–Pluit–Tanjung Priok dari Jusuf Hamka

Juni 9, 2025
Jutaan Anak Manfaatkan Taman Kota Surabaya

Jemput Anak-Anak Bermasalah, Selamatkan Masa Depan: RIAS Menjadi Solusi

Juni 9, 2025
Polisi Bongkar Tiga Situs Web Judi Online, 18 Orang Jadi Tersangka

Soal Judi Online, CBA: PPATK Pasti Tahu Transaksi Uang Budi Arie

Juni 9, 2025
CBA Desak KPK Buru Dugaan Korupsi Rp2,59 Triliun BOP di Kemenag
Berita

Skandal Konsesi Jalan Tol, Pemerintah Diminta Segera Ambil Alih Tol Cawang–Pluit–Tanjung Priok dari Jusuf Hamka

by redaksi
Juni 9, 2025
0
1.4k

SIAGAINDONESIA.ID Pemerintah diminta tidak lagi tunduk pada kepentingan swasta dalam pengelolaan jalan tol. Seruan keras datang dari Direktur Eksekutif Center...

Read moreDetails
Jutaan Anak Manfaatkan Taman Kota Surabaya

Jemput Anak-Anak Bermasalah, Selamatkan Masa Depan: RIAS Menjadi Solusi

Juni 9, 2025
1.4k
Polisi Bongkar Tiga Situs Web Judi Online, 18 Orang Jadi Tersangka

Soal Judi Online, CBA: PPATK Pasti Tahu Transaksi Uang Budi Arie

Juni 9, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Senin, Juni 9, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Berita

Aksara Jawa jadi Pusat Perhatian Warga Jerman di Kota Maxen

by Swara
Juni 23, 2024
Reading Time: 2 mins read
A A
Aksara Jawa jadi Pusat Perhatian Warga Jerman di Kota Maxen

Pusat perhatian warga Jerman di kota Maxen. Foto: dw.com

492
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SIAGAINDONESIA.ID Inskripsi Aksara Jawa menghiasi kota Maxen, Jerman sejak 1848. Siapa yang membuat enkripsi itu?

Bisa dikatakan bahwa keberadaan inskripsi Aksara Jawa itu menjadi bukti nyata bahwa Aksara Jawa sebagai simbol bahasa Jawa sudah mendunia. Aksara Jawa dibawa dan dikenalkan oleh para duta budaya dan bangsa dalam percaturan dunia internasional kala itu.

Aksara Jawa ini terpahat pada sebuah bangunan masjid kecil atau paviliun, yang dikenal dengan nama Rumah Biru (Blaues Häusel) di kota Maxen, Jerman. Paviliun ini memang berkubah ala sebuah masjid, yang pula dilengkapi dengan bulan sabit pada puncak kubah.

Orang Indonesia mengatakan bangunan ini adalah masjid. Masjid kecil. Orang Jerman mengatakan ini sebuah paviliun. Paviliun atau Rumah Biru ini didirikan oleh bangsawan Jerman, Friedrich Anton Serre, pada tahun 1848.

Anton Serre adalah sahabat baik Raden Saleh. Nah, Raden Saleh lah orang yang membuat inskripsi Aksara Jawa di Rumah Biru (Blaues Häusel) itu. Aksara Jawa itu artinya “Muliakan Tuhan dan Cintailah Manusia”. Tepat dibawah inskripsi Aksara Jawa terdapat inskripsi Aksara Latin dalam bahasa Jerman, yang artinya juga sama “Muliakan Tuhan dan Cintailah Manusia”.

Jawa : “Puji ing dewa asiha ing manungsa”.

Jerman : “Ehre Gott und liebe die Menschen”

Rumah Biru, yang dibangun oleh Friedrich Anton Serre pada tahun 1848 sebagai tanda hormat untuk Raden Saleh, menjadi spot peringatan penghormatan buat Raden Saleh oleh masyarakat Jerman karena riwayat yang pernah diukir di kota Maxen, Jerman ini.

Raden Saleh memang pernah tinggal di Jerman. Selama tinggal di Jerman, Raden Saleh tidak ragu menunjukkan identitasnya sebagai orang Jawa dan muslim. Pada zamannya, Raden Saleh adalah jembatan kultur antara Indonesia dan Jerman. Sekarang setelah lebih dari satu setengah abad, telah tercipta hubungan baik Indonesia Jerman dimana keduanya bisa saling mengenal, mengisi, dan memperkaya. Raden Saleh pernah tinggal di Maxen selama 10 tahun sejak tahun 1839.

Dikutip dari laman www.dw.com, dituliskan tentang latar belakang singkat Raden Saleh mengapa Raden Saleh sampai hijrah ke Jerman.

Dituliskan bahwa ketika Raden Saleh beranjak dewasa, Raden Saleh mendapatkan ꦧꦺꦪꦱꦶꦱ꧀ꦮ beasiswa dari pemerintah Hindia Belanda untuk mengasah bakat seni lukisnya di Belanda pada tahun 1829. Pelukis ternama Eropa seperti Cornelis Kruseman dan Andries Schelfhout adalah gurunya.

Namun, perlakuan masyarakat Belanda yang memandang Raden Saleh sebagai warga kelas dua, mendorongnya untuk hijrah ke Jerman pada 1839. Dari Den Haag, pria peranakan Arab Jawa itu berkelana dan mengunjungi sejumlah kota di Jerman, seperti Düsseldorf, Frankfurt, Berlin, hingga akhirnya tiba di Dresden dan Maxen.

Di Maxen, Raden Saleh menetap selama 10 tahun (1839-1849) karena merasa diterima oleh penduduk setempat yang menghormatinya sebagai manusia dan menghargai karya lukisnya. Orang-orang Jerman memberinya julukan “Pangeran dari Jawa”. Pengalaman belajar serta hidup di Eropa sangat mempengaruhi gaya melukis dan pemikiran Raden Saleh.

Kembalinya ke Indonesia, Raden Saleh masih menerima perlakuan diskriminasi, sehingga mendorongnya menciptakan karya lukis yang mengekspresikan kritik atas kolonialisme Belanda. Kritik tersebut tertuang dalam lukisan “Penangkapan Diponegoro”, “Sebuah Banjir di Jawa”, dan “Pertarungan antara Banteng dan Singa”.

Salah satu karya Raden Saleh terjual dengan harga mencapai hampir $ 10 juta (Rp 143,5 miliar). Lukisan-lukisan lainnya kini bisa dilihat di 43 museum di seluruh dunia. Jumlah itu tidak termasuk karya yang telah dibeli oleh kolektor.

Setidaknya setiap tahun warga Jerman dalam peringatan dan penghormatan untuk Raden Saleh selalu memandang Aksara Jawa yang menyimpan pesan “Muliakan Tuhan dan Cintailah Manusia”. Ini adalah pesan universal yang berlaku untuk masyarakat dunia.@nanang

Share197Tweet123
Previous Post

JAKIM 2024 Sukses Digelar! Le Minerale Jadi Mineral Official Water Untuk Penuhi Kebutuhan Hidrasi dan Kecukupan Mineral 15.000 Peserta

Next Post

Ketika Semua Menunjuk Hidung: Ijazahmu Palsu!

Berita Terkait

CBA Desak KPK Buru Dugaan Korupsi Rp2,59 Triliun BOP di Kemenag

Skandal Konsesi Jalan Tol, Pemerintah Diminta Segera Ambil Alih Tol Cawang–Pluit–Tanjung Priok dari Jusuf Hamka

by redaksi
Juni 9, 2025
0
1.4k

...

Jutaan Anak Manfaatkan Taman Kota Surabaya

Jemput Anak-Anak Bermasalah, Selamatkan Masa Depan: RIAS Menjadi Solusi

by redaksi
Juni 9, 2025
0
1.4k

...

Polisi Bongkar Tiga Situs Web Judi Online, 18 Orang Jadi Tersangka

Soal Judi Online, CBA: PPATK Pasti Tahu Transaksi Uang Budi Arie

by Swara
Juni 9, 2025
0
1.4k

...

Next Post
Harga BBM Dinaikkan, Langkah Nasib-Nasiban Oleh Jokowi

Ketika Semua Menunjuk Hidung: Ijazahmu Palsu!

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.