Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

Mei 10, 2025
Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Mei 10, 2025
Mengkritik Aturan Jokowi Soal Pemberian Alat Kontrasepsi Pada Siswa

Vasektomi Sebagai Syarat Bansos, Haram

Mei 10, 2025
Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal
Opini

Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

by redaksi
Mei 10, 2025
0
1.4k

Oleh: KH. M. Shiddiq Al-Jawi Tanya: Ustadz, bolehkah muslim mendoakan non-muslim yang meninggal? Misalnya, mantan presiden Jokowi yang telah mendoakan...

Read moreDetails
Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Mei 10, 2025
1.4k
Mengkritik Aturan Jokowi Soal Pemberian Alat Kontrasepsi Pada Siswa

Vasektomi Sebagai Syarat Bansos, Haram

Mei 10, 2025
1.4k

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
Sabtu, Mei 10, 2025
SIAGA INDONESIA NEWS
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast
No Result
View All Result
SIAGA INDONESIA NEWS
No Result
View All Result
Home Opini

Ayah Ikut Buyut, Saya Ikut Kakek

by redaksi
Juni 4, 2023
Reading Time: 2 mins read
A A
Ayah Ikut Buyut, Saya Ikut Kakek

KH Luthfi Bashori ziarah ke makam buyutnya Kyai Murtadla bin Abdurrahim. Foto: dok pribadi

512
SHARES
1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: KH Luthfi Bashori

SUATU saat ayah saya, KH. Bashori Alwi bercerita tentang buyut saya, Kyai Murtadla bin Abdurrahim yaitu seorang tokoh ahli Alquran yang suaranya cukup merdu.

Kata ayah, bahwa Kyai Murtadla itu disenangi oleh Mbah Thohir Bungkuk, salah satu kyai sepuh yang masyhur kewaliannya di kalangan masyarakat Singosari tempat tinggal saya.

Di jaman Belanda, banyak tokoh Islam yang menyembunyikan nama aslinya yang ke-Arab-araban, karena cukup rawan untuk ditarget oleh serdadu Belanda.

Termasuk Kyai Murtadla yang akhirnya lebih dikenal oleh masyarakat Singosari dengan panggilan Wak Murtolo. Dari nama Buyut Murtadla inilah, maka anak cucu beliau menisbatkan perkumpulan keluarga dengan nama BANI MUARTADLA.

Pengaruh Kyai Murtadla ini cukup besar di kalangan masyarakat Singosari pada jamannya, dan ketokohan beliau ini pada akhirnya berpengaruh kepada putra beliau, di antaranya Kyai Alwi Murtadla dan Kyai Abdi Manaf Murtadla.

Beliau berdua ini pun pada akhirnya sama-sama menjadi tokoh di tengah masyarakat, hanya saja Kyai Alwi menjadi tokoh di Singosari, sedangkan Kyai Abdi Manaf menjadi tokoh di Surabaya.

Adapun keahlian Kyai Murtadla khususnya di bidang Alquran, nyaris diwarisi oleh ayah saya, KH. Bashori Alwi, yang oleh masyarakat sangat dikenal sebagai guru master Alquran dan ahli Qira’ah dengan suara yang sangat merdu.

Bahkan ayah saya dan beberapa kawannya di Surabaya, konon merintis pergerakan Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz sebagai cikal bakal diadakan MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) hingga tingkat Internasional.

Ada pepatah Arab yang mengatakan:

النجيب لا ينجب واذا نجب يفوق

Umumnya, seorang tokoh itu tidak menelorkan anak sebagai tokoh penerusnya, namun jika anaknya muncul, maka seringkali melebihi ayahnya.

Barangkali seperti itu yang terjadi di antara buyut, kakek dan ayah saya.

Secara garis besar, bisa dikatakan ayah saya itu lebih dekat mengikuti keahlian buyut saya, yang mengambil jalur Alquran sebagai lahan dakwah yang digeluti.

Sedangkan kakek saya, Kyai Alwi dalam bermasyarakat, beliau lebih cenderung terjun sebagai aktifis organisasi yang menjadi pilihan dakwahnya.

Bahkan secara perpolitikan nasional di jaman itu, beliau sangat menguasai, maka tak heran jika beliau pun diangkat oleh NU JawaTimur sebagai delegasi untuk duduk di lembaga Konstituante, yang mungkin di jaman sekarang hampir setara dengan anggota lembaga legeslatif (DPR Pusat).

Di jaman itu, keanggotaan legeslatif belum ada yang diperjual-belikan, hingga tidak mungkin seseorang itu diangkat sebagai perwakilan, kecuali jika benar-benar ahli di bidang perpolitikan.

Entah bagaimana, keahlian Kyai Alwi di bidang Orsospol (Organisasi Sosial & Politik) itu, ternyata menjadi kegemaran saya juga, hingga saya pun lebih gandrung beraktifitas di tengah masyarakat, pada tataran keorganisasi yang sedikit berbau politik Islam.

Saat saya pulang dari Makkah tahun 1991, tentunya dengan cerita kronologi yang cukup panjang, maka suatu saat ibu mengatakan kepada saya: “Ojok melok-melok dadi pejabat politik, dadio ustadz ae, ibu nggak senang duwe anak dadi pejabat.” (Jangan ikut-ikut menjadi pejabat politik, ibu tidak senang punya anak jadi pejabat).

Maka, demi ucapan ibu ini, saya pun sangat membatasi diri untuk bergelut di bidang dunia politik nasional, tapi bukan berarti buta politik. Bahkan saya cukup sering berinteraksi dengan para tokoh politik Islam nasional di tanah air, dan -Alhamdulillah- kami seringkali saling memberi dan menerima, terutama bertukar pikiran demi kemajuan dakwah politik Islam di Indonesia.

Untuk hasrat beroganisasi non politik, aslinya cukup banyak para pengurus keorganisasian Islam yang melibatkan nama saya, dan kebanyakan saya diminta menjadi penasehat.

Walaupun pada akhirnya saya lebih cenderung memilih bergabung dengan perkumpulan yang bersifat kajian Ilmiah atau pemikiran Islam. Saya juga merasa nyaman dan sambung serta enjoy, jika diajak berdiskusi terkait pembahasan ilmiah terutama masalah ke-Aswaja-an.@

*) Pengasuh Pesantren Ribath Almurtadla & Pesantren Ilmu Alquran (Singosari-Malang)

Share205Tweet128
Previous Post

Memperjuangkan Demokrasi Rakyat Pemilih, Melawan Kriminalisasi

Next Post

Bukan Prof Denny Indrayana, Justru MK Yang Harus Diinvestigasi

Berita Terkait

Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

Hukum Mendoakan Non-Muslim yang Meninggal

by redaksi
Mei 10, 2025
0
1.4k

...

Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

Sekda Marullah dan Eks Gubernur DKI Fauzi Bowo: Dua Tokoh Besar Kebanggaan Betawi dan Masyarakat Jakarta

by redaksi
Mei 10, 2025
0
1.4k

...

Mengkritik Aturan Jokowi Soal Pemberian Alat Kontrasepsi Pada Siswa

Vasektomi Sebagai Syarat Bansos, Haram

by redaksi
Mei 10, 2025
0
1.4k

...

Next Post
MK Alat Kepentingan Politik

Bukan Prof Denny Indrayana, Justru MK Yang Harus Diinvestigasi

Discussion about this post

REKAYOREK

Ini Asal Mula Nama Grup Band Rock Elpamas

10 Feb 2025

Informasi Konstruktif Melindungi dan Melestarikan Seni Budaya…

13 Feb 2025

Bahasa Universal Itu Bernama Matematika

13 Feb 2025
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Lainya
    • Kriminal
    • Dunia
    • Nusantara
    • Alutsista
    • Siaga Bencana
    • Opini
    • Podcast

Copyright © 2021 Siaga Indonesia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.